Banyuwangi (Lampost.co): Tiga hari sebelum tewas menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan, CNA gadis belia 7 tahun di Kalibaru, yang merupakan siswi MI di Banyuwangi mengungkapkan kasih sayang kepada keluarganya. Hal itu tampak dari coretan tangan korban di dinding rumah korban yang menuliskan namanya beserta mama, papa dan kakaknya dengen penyertaan tanda hati.
“Sebelum meninggal, Carla nulis ini (coretan). Sekarang jadi kenang-kenangan bagi kami,” ungkap nenek korban Satijah.
Baca juga: Nasib Malang Siswi MI di Banyuwangi Jadi Korban Pemerkosaan dan Pembunuhan Predator Anak
Dia bercerita cucu perempuannya itu adalah anak yang manis dan mendapat kasih sayang dari seluruh anggota keluarganya. Hal itu karena sifat baiknya yang suka membantu mencuci bahkan membuatkan kopi untuk kakeknya.
“Kami sayang Carla. Masnya, B (10) dan saya kalau dapat jajan dari pengajian tidak pernah dia makan. B saya suruh makan tidak mau, katanya untuk Carla. Jajan saya juga, kami jadikan satu.” ujarnya.
Dapat Mukena Baru dari Nenek
Dia juga mengenang Carla sebagai anak saliha yang rajin pergi ke masjid saat magrib dan subuh. Ia dengan semangat pergi salat subuh dengan kakek neneknya. Bahkan 2 hari sebelum meninggal, bocah kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Banyuwangi setempat itu dibelikan mukena baru oleh neneknya.
Tak hanya itu, juga menceritakan bahwa selama 3 hari sebelum meninggal, gadis cilik itu sering menanyakan tentang keberadaan surga. “Kata bunda (guru) di sekolah rajin shalat akan masuk surga, di surga banyak taman, dia tanya bagaimana tamannya, kakek tidak bisa jelasin. Besok nanya lagi,” ujarnya.
Satijah juga menceritakan kronologi pencarian korban, karena pulang sekolah tidak tiba di rumah. Kini, nenek dan keluarga korban hanya berharap pelaku segera ditemukan dan mendapatkan hukuman seberat-beratnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
“Harapannya semoga pelaku dapat di tangkap secepatnya biar kami dapat keadilan,” tandasnya.
Adapun korban menjadi korban pembunuhan saat pulang sekolah pada Rabu, 13 November saat pulang sekolah. “Kalau pagi berangkat sama masnya yang kelas 4, kalau pulang sendiri karena Carla pulang jam 10, kakaknya jam 12,” cerita satijah.
Carla sebelumnya diantar jemput, namun 3 bulan belakangan usia kehamilan ibu korban kian tua sehingga kemudian Carla yang sudah bisa naik sepeda, pulang sekolah tanpa antar jemput lagi.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News