Gunungsugih (Lampost.co)— Seorang Anggota DPRD Lampung Tengah berinisial MSM (42) yang kini telah di tetapkan sebagai tersangka dan di tahan dalam peristiwa penembakan saat tradisi pernikahan yang mengakibatkan seorang warga meninggal dunia.
Polisi menjerat tersangka dengan pasal 359 KUHPidana dan pasal 1 ayat (1) UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951. Dengan ancaman hukuman paling rendah 5 hingga 20 tahun kurungan penjara.
Sebelumnya, MSM, saat itu melepaskan tembakan sebagai bagian dari tradisi penyambutan besan. Yakni dalam pesta pernikahan adik iparnya di Dusun 1 Mataram Ilir, Kecamatan Seputih Surabaya, Sabtu, 6 Juli 2024 sekira pukul 10.00 WIB.
Akibatnya, seorang warga bernama Salam (35) meninggal dunia akibat terkena peluru nyasar MSM. Di ketahui korban juga merupakan paman dari tersangka MSM.
Kapolres Lampung Tengah, AKBP Andik Purnomo Sigit, mengatakan pelaku telah diamankan oleh Tim Gabungan yang terdiri dari Tekab 308 Presisi Polres Lampung Tengah dan Krimum Polda Lampung.
“Benar, MSM sudah kita amankan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” kata AKBP Andik, Minggu 7 Juli 2024.
Selain menangkap MSM, petugas juga mengamankan barang bukti berupa satu pucuk senpi jenis Zoraki MOD 914-T.
Satu buah magasin, empat buah selongsong amunisi, satu pucuk senpi laras panjang FNC Belgia. Satu buah magasin dan satu buah tas senjata warna hijau.
“Kemudian, satu pucuk senpi HS + magasin, satu pucuk senpi Revolver Cobra, dua buah magasin, 2 box senpi kosong, satu box alat pembersih senpi. Satu buah surat Garuda Shooting Club, empat butir selongsong amunisi kaliber 5, 56 mm serta tiga butir selongsong amunisi kaliber 9 mm,” jelasnya.
“Seluruh barang bukti tersebut mereka dapatkan dari hasil olah TKP. Tim gabungan menggeledah tiga rumah. Dintaranya rumah tersangka di Dusun I Kampung Mataram Ilir, Kecamatan Seputih Surabaya dan rumah MSM di Jalan Cempaka Margorejo Metro Selatan Kota Metro, serta rumah milik SW warga Bumi Nabung Timur,” imbuhnya.
Hasil Autopsi
AKBP Andik menuturkan, dari hasil autopsi sementara peluru menembus kepala bagian kiri korban (atas telinga kiri) menembus bagian dalam kepala hingga keluar di pelipis kanan korban.
“Adapun hasil resminya masih menunggu dari Dokter Forensik,” paparnya.
Dari hasil gelar perkara, lanjut dia, MKM ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan pasal 359 KUHPidana dan pasal 1 ayat (1) UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951, ancaman hukuman 5 dan 20 tahun kurungan penjara.
Menurutnya, tersangka masih bisa bertambah setelah pendalaman pemeriksaan. Kapolres juga menegaskan kepemilikan senjata ilegal tersebut tidak ada keterlibatan aparat penegak hukum.
“Tidak ada keterlibatan aparat keamanan baik dari TNI maupun Polri,” tegas Kapolres.
Terkait perkara tersebut, Kapolres mengajak dan mengimbau agar seluruh masyarakat tetap tenang dan menjaga Kamtibmas tetap kondusif.
“Pelaku sudah kita amankan. Kita minta masyarakat tetap tenang, serahkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian,” ungkapnya.
Sementara itu, Penasihat Hukum dari tersangka MSM, Dedi Wijaya mengatakan bahwasanya pelaku kooperatif, karena setelah peristiwa tersebut langsung menyerahkan diri ke Polres.
“MSM juga langsung meminta maaf terhadap keluarga korban, sedangkan menyangkut senjata api. Pemasoknya telah memberitahukan kepada polisi,” jelas Dedi Wijaya.