Bandar Lampung (Lampost.co) — Komisi III DPRD Kota Bandar Lampung mendesak Pemerintah Kota Bandar Lampung segera melakukan langkah inovatif dan serius. Terlebih dalam penanganan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung.
Hal ini tersampaikan oleh Ketua Komisi III DPRD Kota Bandar Lampung, Agus Djumadi, usai rapat bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang membahas kondisi terkini TPA tersebut.
Kemudian menurut Agus, pihaknya telah melakukan monitoring langsung ke lapangan. Lalu menemukan sejumlah persoalan yang butuh penanganan lintas dinas. Salah satunya adalah jebolnya tanggul penahan air lindi, yang berpotensi mencemari pemukiman warga sekitar.
“Air lindi seharusnya tertampung dengan baik pada penampungan yang tersedia pada TPA. Tapi kenyataannya belum maksimal. Kami khawatir jika tidak segera tertangani. Ini akan menjadi ancaman lingkungan yang serius,” ujarnya, Rabu 17 Juli 2025.
Selanjutnya ia mengungkapkan, perbaikan infrastruktur menjadi tugas penting Dinas PU. Sementara Bappeda harus terlibat dalam perencanaan jangka panjang penanganan TPA. Untuk itu, DPRD mendorong ketiga OPD tersebut untuk segera duduk bersama membahas solusi konkret.
Over Capacity
Lalu ia juga menyoroti tingginya volume sampah yang masuk ke TPA Bakung setiap hari, yakni mencapai 800 hingga 1.000 ton. Dengan luas lahan hanya sekitar 14 hektare, kondisi ini sudah tidak ideal dan rentan over capacity.
“Kalau tidak ada langkah cepat, TPA Bakung bisa jadi bom waktu. Kami tidak ingin hanya menunggu masalah meledak. Harus ada inovasi dan kolaborasi lintas daerah,” tegasnya.
Kemudian sebagai solusi jangka menengah, Agus menyebut adanya pembahasan antarwilayah untuk membangun TPS regional wilayah Natar. Fasilitas ini harapannya menjadi penyangga beban TPA Bakung dengan melibatkan Pemkot Bandar Lampung, Pemprov Lampung, Pemkab Lampung Selatan, dan Pesawaran.
“Kami optimis tahun depan penanganan akan jauh lebih baik jika rencana ini berjalan. TPS regional bisa mengurangi volume sampah yang selama ini hanya tertampung Bakung,” katanya.
Lalu Agus berharap agar semua pihak terkait dapat bekerja lebih sinergis demi keselamatan lingkungan dan kenyamanan masyarakat. “Sampah bukan hanya soal kebersihan. Tapi juga menyangkut kesehatan, lingkungan, dan masa depan kota,” katanya.