Pesisir Barat (Lampost.co) — Kapolda Lampung, Irjen Helfi Assegaf melakukan pemantauan udara terhadap kondisi hutan wilayah perbukitan. Pengamatan tersebut pada wilayah Kecamatan Lemong, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung, Minggu, 7 Desember 2025 kemarin.
Pemantauan menggunakan helikopter terlihat sudah banyak titik penebangan liar pada kawasan perbukitan Lemong. Apalagi kerusakan ini juga terlaporkan oleh aktivis lingkungan setempat. Senin, 8 Desember 2025.
Pemantauan udara itu oleh Kapolda Lampung bersama Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) dan Direktur Polisi Air dan Udara (Dirpolairud) Polda Lampung. Kegiatan tersebut menjadi bagian dari langkah awal kepolisian untuk memetakan tingkat kerusakan dan pola dugaan pembalakan liar wilayah tersebut.
Kapolda Lampung, Irjen Pol Helfi Assegaf menegaskan, kepolisian masih mendalami dugaan tindak pidana pembalakan liar wilayah Pesisir Barat. Menurutnya, polisi mengedepankan akurasi fakta sebelum menarik kesimpulan hukum.
“Wilayah Pesisir Barat kita sudah melakukan pengecekan dan sudah mendapatkan fakta-fakta, serta keterangan-keterangan sementara. Saat ini kita masih melakukan penyelidikan untuk memastikan betul atau tidaknya,” kata Irjen Helfi.
Kemudian dari pantauan udara tersebut, terlihat jelas perubahan bentang alam kawasan perbukitan. Pegunungan yang seharusnya terlihat hijau karena banyak tumbuhan pohon-pohon besar. Namun kini sudah terlihat coklat karena penebangan liar.
Lereng Gundul
Selanjutnya termonitor beberapa lereng bukit terlihat gundul dengan warna tanah coklat kemerahan yang mencolok. Kemudian jalur-jalur untuk penebangan liar terlihat jelas.
Kemudian membelah perbukitan membuka jalur. Ini agar mudah mengeluarkan kayu-kayu hutan ke penampungan yang ada pada Sabardong, Pugung Penengahan, Lemong.
Selanjutnya kerusakan lingkungan sudah terlihat jelas dan terkhawatirkan akan meluas. Jika penebangan liar terus berlangsung maka akan berdampak negatif terhadap lingkungan.
Sementara nampak juga yang menyebabkan tanah longsor hingga banjir. Dibawah jalur perbukitan itu ada sungai yang membentang panjang hingga sampai ke perkampungan padat penduduk. Jika terjadi banjir akibat penebangan liar maka akan ada ratusan rumah terdampak banjir.
Kerusakan lingkungan juga terlihat dari munculnya erosi dan longsoran kecil beberapa titik. Hilangnya tutupan vegetasi membuat struktur tanah area lereng menjadi tidak stabil dan berisiko tinggi mengalami longsor. Terutama saat hujan deras
Kemudian pada lokasi terdapat dua alat berat hexavator yang dugaannya untuk membuka jalur dan mengangkut kayu minyak. Saat ini dua alat berat sudah tersegel dan terjaga ketat.








