Jakarta (Lampost.co)–Kasus peredaran beras oplosan memasuki babak baru setelah Satgas Pangan Polri memeriksa 25 pemilik merek beras ukuran lima kilogram. Ketua Satgas Pangan Polri, Brigjen Helfi Assegaf menyebut 25 produsen itu terperiksa penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus di Gedung Bareskrim Polri pada, Selasa, 15 Juli 2025.
“Mulai hari ini penyidik Satgas Pangan Polri melakukan pemeriksaan terhadap 25 pemilik merek beras kemasan kilogram lainnya,” ujarnya.
Dalam kasus ini Bareskrim menyebutkan ada 10 produsen beras yang dugaaannya teroplos.
Baca Juga: Ritel Modern Buka Suara Soal Beras Oplosan yang Masih Dijual
Berikut daftar 10 produsen beserta merek beras yang di jual di pasaran dan dugaannya oplosan:
- Wilmar Grup: Sania, Sovia, Fortune dan Siip
- PT Food Station Tjipinang Jaya: Alfamidi Setra Pulen, Beras Premium Setra Ramos, Beras Pulen Wangi, Food station, Ramos Premium, Setra Pulen, dan Setra Ramos.
- PT Belitang Panen Raya: Raja Platinum dan Raja Ultima
- PT Unifood Candi Indonesia: merek Larisst dan Leezaat.
- PT Buyung Poetra Sembada Tbk: Topi Koki
- PT Bintang Terang Lestari Abadi: Elephas Maximus dan Slyp Hummer
- PT Sentosa Utama Lestari/Japfa Group: Ayana
- PT Subur Jaya Indotama: Dua Koki dan Beras Subur Jaya
- CV Bumi Jaya Sejati: Raja Udang, Kakak Adik
- PT Jaya Utama Santikah: Pandan Wangi BMW Citra, Kepala Pandan Wangi, dan Medium Pandan Wangi.
Sementara itu, terhadap beras oplosan ini, asli gizi Profesor Tajuddin Bantacut mengungkap ciri-ciri beras oplosan yang bisa terlihat secara kasat mata. Seperti warna tidak seragam dan tekstur nasi yang lembek.
Beras oplosan dapat kehilangan nilai gizi dan mineralnya, serta berpotensi terkontaminasi jamur yang menghasilkan mikotoksin. Terutama jika terlalu lama tersimpan atau tercampur dengan bahan rusak.