Jakarta (Lampost.co): Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) menyebut pungutan liar (pungli) dalam proses pembongkaran muatan maupun pengiriman barang di pelabuhan masih terjadi. Itu menjadi sangat miris karena sistem digital sudah terlaksana.
“Kalau dibilang masih ada pungli? Ya, masih. Namanya sistem kalau manusia yang bikin yang begitu,” kata Koordinator Pelaksana Stranas PK Pahala Nainggolan di Jakarta, Rabu, 3 Juli 2024.
Pahala menjelaskan pungli terjadi karena adanya sikap tidak berintegritas dalam diri manusia. Para petugas yang tidak bertanggung jawab itu bakal terus mencari celah korupsi meski pemerintah sudah mencoba menutupnya menggunakan cara paling mutakhir.
“Semua sistem di dunia kalau namanya manusia yang menjalankan, kita (pemerintah dan penegak hukum) enggak bisa kontrol (sepenuhnya),” ujar Pahala.
Meski begitu, ia menilai sistem digitalisasi masih efektif untuk mencegah pungli di pelabuhan. Stranas PK menyebut ada penurunan biaya ilegal atas pengiriman logistik di Indonesia berdasarkan hasil survei bank dunia.
“Dulu Bank dunia bilang biaya logistik kita 24%. Sekarang tinggal 12% atau 13%,” ujar Pahala.
Menurut Pahala, sistem digitalisasi memaksa seluruh pegawai di sektor pelabuhan untuk mematuhi peraturan. Stranas PK masih meyakini peranti yang ada saat ini bisa membuat pengiriman logistik di Indonesia membaik.
Sebelumnya, infrastruktur dan layanan pelabuhan oleh PT Pelabuhan Indonesia (Persero) terus meningkat dari waktu ke waktu. Peningkatan layanan tersebut berdampak langsung pada kinerja Pelindo yang baru-baru ini menerima penghargaan ‘CSR – SDG – ESG Award VII – 2024’.
Penghargaan ini merupakan apresiasi tahunan Economic Review atas implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG), dan penerapan standar ESG (lingkungan, sosial, serta tata kelola perusahaan).
Di acara tersebut, Pelindo meraih tiga penghargaan sekaligus, yakni ‘The Best Indonesia CSR-SDG-ESG Award’ kategori Overall dengan predikat Juara Umum II, ‘The Best Indonesia CSR – SDG – ESG’ kategori BUMN, serta ‘The Best Commitment CEO for CSR-SDG-ESG VII – 2024’ kategori BUMN.