Bandar Lampung (Lampost.co): Polisi telah memetakan lokasi penghuni rumah tahanan (rutan) Krui Pesisir Barat yang kabur. Mulai dari rumah orang tua pelaku hingga teman pelaku.
Kadivpas Kemenkumham Lampung, Kusnali mengatakan, pihaknya telah membuat tim khusus untuk mengejar tahanan tersebut. Selain itu, sejumlah rekan pelaku juga sedang menjalani penyelidikan. Pihaknya masih mengumpulkan nomor-nomor telepon yang sering berhubungan dengan pelaku selama di rutan.
“Kami membagi beberapa tim ke tempat yang berpotensi dikunjungi seperti orang tua, istri, hingga teman, dan memeriksa nomor telepon yang pernah berhubungan dengan tahanan selama berada di dalam rutan,” katanya, Selasa, 1 Oktober 2024.
Menurut Kusnali, untuk proses pencarian tahanan yang kabur itu, pihaknya juga melibatkan kepolisian. Saat ini tim masih terus melakukan pencarian terhadap tahanan kabur.
“Mudah-mudahan upaya bersama tim kepolisian bisa membuahkan hasil,” ujarnya.
Selain melakukan pengejaran, pihaknya juga akan melakukan evaluasi secara internal. Kemenkumham juga tengah memeriksa petugas untuk mengetahui dugaan adanya pelanggaran SOP yang mengakibatkan tahanan kabur.
Ia menegaskan, saat ini belum ada petugas yang terbukti melanggar SOP dalam bertugas. Meski begitu ia memastikan akan memberikan sanksi jika ada petugas yang terbukti melakukan pelanggaran.
“Kami sudah membentuk tim untuk mengetahui apakah ada pelanggaran SOP, jika ada maka akan ada sanksi,” kata dia.
Sebelumnya, Tahanan Pendamping (Tamping) Rutan Kelas IIB Krui kabur loncat dari pos pengamanan pada Jumat, 27 September 2024. Fauzan berhasil kabur karena kelalaian Petugas Keamanan Rutan yang memberikan akses penuh selama menjadi tahanan.
Tamping
Dari informasi yang terhimpun, tahanan kasus Pencurian Sepeda Motor (curanmor) itu baru beberapa bulan masuk Rutan, dan langsung menjadi Tamping.
Setelah beberapa bulan menjadi tamping, Usman menghapal denah lokasi untuk melakukan pelarian. Warga Bukti Kemuning, Lampung Utara itu mengambil kunci pos 2 jaga yang dicantolkan di meja Komandan Jaga.
Kemudian Napi menuju Pos 2 atas dan membuka pintu untuk naik tangga Pos. Seharusnya, pos tersebut mendapat penjagaan ketat oleh petugas keamanan. Petugas keamanan atas nama Febrio tidak berada di tempat.
Kemudian Usman lompat dari Pos dengan ketinggian sekitar enam meter, lalu mendarat di atas atap musala. Kemudian kabur ke arah selatan dekat dengan Kantor DPRD Pesisir Barat.