Bandar Lampung (Lampost.co): Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Lampung, Sunyono, menekankan pentingnya trauma healing dan rehabilitasi bagi anak bangsa yang pernah terpapar konflik, terutama dalam upaya membangun kembali kehidupan mereka di tengah masyarakat.
“Wawasan kebangsaan penting. Tetapi empati dan kepedulian juga harus kita tanamkan. Hal itu agar mereka bisa tumbuh sehat di masyarakat.” ujar Sunyono dalam acara Diskusi Buku Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah dan pemutaran film dokumenter Road to Resilience, di Auditorium FKIP Universitas Lampung, Kamis, 2 April 2025.
Baca juga: Sinopsis Film No Other Land: Dokumenter Palestina Pemenang Oscar 2025
Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara BNPT dan Ruangobrol. Bagian dari rangkaian roadshow nasional yang sebelumnya terselenggara di Universitas Padjadjaran, Bandung, pada 13 Maret 2025. Harapannya dalam kegiatan ini mampu memperkuat ketahanan ideologis generasi muda. Khususnya terhadap ekstremisme berbasis kekerasan. Lalu, mendorong rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi eks WNI yang terasosiasi dengan kelompok teroris di luar negeri, khususnya perempuan dan anak-anak.
Tentang Buku dan Film
Buku Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah, karya Dr. Noor Huda Ismail, mengangkat pengalaman repatriasi 18 WNI dari Suriah pada 2017. Buku ini menyuguhkan narasi dan menawarkan perspektif kemanusiaan dan harapan dalam menghadapi dampak konflik dan radikalisasi.
Sementara itu, film Road to Resilience menceritakan perjalanan Febri, remaja Indonesia yang pernah terjebak dalam propaganda ISIS, lalu berhasil kembali dan membangun hidup baru. Film ini menyoroti perjuangan Febri yang kembali ke Tanah Air dan membangun kembali hidupnya melawan stigma, proses reintegrasi, dan pentingnya dukungan masyarakat bagi mereka yang ingin berubah. Film ini menyoroti pentingnya dukungan dalam proses reintegrasi sosial.
Kesbangpol Dukung Pemutaran Film “Road to Resilience” sebagai Upaya Tangkal Radikalisme
Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Lampung mengapresiasi kegiatan bedah buku Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah dan pemutaran film dokumenter Road to Resilience, yang diselenggarakan oleh BNPT, Ruangobrol, dan Universitas Lampung. Kegiatan ini strategis dalam mencegah penyebaran paham ekstremisme berbasis kekerasan.
Perwakilan Pj Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Hermansyah, menyatakan bahwa tantangan penyebaran paham radikal kini semakin kompleks. Terutama melalui media sosial yang menyasar kelompok rentan seperti anak-anak, remaja, dan ibu rumah tangga.
“Indonesia adalah bangsa majemuk, dan keberagaman ini menjadi kekuatan dalam memperkuat wawasan kebangsaan. Namun, jika kelompok rentan terpapar paham radikal, masa depan bangsa bisa terancam,” ujar Hermansyah.
Ia menekankan perlunya pendekatan lunak, partisipatif, dan menyentuh sisi kemanusiaan dalam menanggulangi radikalisme. Salah satunya melalui media seperti film dan literatur.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News