Jakarta (Lampost.co) — Sebanyak 17 rektor perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia bakal mengikuti Program Peningkatan Kapasitas Kepemimpinan Perguruan Tinggi (PKKPT) di Seoul National University (SNU), Korea Selatan.
Program ini merupakan langkah strategis untuk mendorong peningkatan reputasi perguruan tinggi menuju World Class University.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek), Abdul Haris, menyampaikan peran sentral dari rektor atau pimpinan perguruan tinggi sangat krusial. Hal ini karena rektor memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai pemimpin pembelajaran (academic leader) dan entrepreneur.
Baca Juga:
Rektor Unila Sebut Pentingnya Toleransi Beragama pada Momentum Idulfitri
“Tantangan perguruan tinggi ini sangat besar sekali, bagaimana sebagai academic leader rektor harus memberikan teladan dan menjalankan fungsinya sebagai pengelola perguruan tinggi dalam menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ucap Haris dalam Pelepasan Peserta Program PKKPT melalui keterangan tertulis, Senin, 22 April 2024.
Ia menerangkan pimpinan perguruan tinggi harus mempunyai strategi jelas dalam menyelenggarakan pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat. Hal itu tidak lepas dari tujuan yang ingin dicapai seperti reputasi akademik yang baik.
Hal tersebut sangat penting guna menciptakan awarness tentang suatu perguruan tinggi. Seorang rektor juga harus memiliki keterampilan entrepreneur dan kemampuan berinovasi dalam menghasilkan pendapatan (revenue).
Dia menyebut pemerintah terus mendorong agar semua PTN bertransformasi menjadi perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN BH).
“Harapannya, dengan berstatus badan hukum maka PTN bisa lebih mandiri dan fleksibel dalam menjalankan berbagai program yang sesuai dengan kemampuan dan potensi sumber daya (resource) yang mengarah pada meningkatnya reputasi dan pendapatan,” jelas Haris.
Adapun 17 rektor yang menjadi peserta adalah:
1. Agus Rubiyanto dari Institut Teknologi Kalimantan
2. Anter Venus dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
3. Baharuddin dari Universitas Negeri Medan
4. Efa Yonnedi dari Universitas Andalas
5. Fatah Sulaiman dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
6. Febri Yulikas dari Institut Seni Indonesia Padang Panjang
7. I Nyoman Pugeg Aryantha dari Institut Teknologi Sumatera
8. Irwandi dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta
9. Ishak dari Universitas Teuku Umar
10. Lusmeilia Afriani dari Universitas Lampung
11. Marwan dari Universitas Syah Kuala
12. Muryanto Amin dari Universitas Sumatera Utara
13. Nur Ihsan dari Universitas Sembilan Belas November Kolaka
14. Oktovian Berty A. Sompie dari Universitas Sam Ratulangi
15. Salampak dari Universitas Palangka Raya
16. Sugiyanto dari Universitas Tidar
17. Wildan dari Institus Seni Budaya Indonesia Aceh.