Bandar Lampung (Lampost.co) — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung menyebut hanya 3,41 persen lulusan SMK yang tidak punya pekerjaan. Jumlah itu berdasarkan hasil penelusuran terhadap 39.382 dari 48.043 lulusan SMK tahun lalu.
Kabid SMK Disdikbud Lampung, Sunardi mengungkapkan, dari 39.382 lulusan yang berhasil tersurvei, sebanyak 46,28 persen telah mendapatkan pekerjaan. Rata-rata masa tunggu mendapatkan pekerjaan setelah lulusan 4,1 bulan.
Sementara sebesar 66,44 persen lulusan bekerja sesuai dengan bidang keahlian. Bahkan dari jumlah penerima pekerjaan itu, sebesar 17,25 persennya mendapatkan pendapatan di atas UMP.
“Berbeda dengan SMA, lulusan SMK ini memiliki sertifikat keahlian yang membuat mereka lebih mudah mendapatkan pekerjaan,” katanya, Rabu, 5 Maret 2025.
Kemudian ia menjelaskan, selain bekerja pada perusahaan. Pihaknya juga mencatat ada 26,27 persen lulusan SMK berwirausaha secara mandiri. Kemudian 13,97 persen lagi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Tak hanya itu, Disdikbud Lampung juga mencatat 10 persen lulusan melakukan aktivitas lain seperti mengikuti pelatihan atau kursus, persiapan melanjutkan studi. Serta terlibat dalam organisasi dan kegiatan sosial.
“Lulusan yang benar-benar menganggur hanya 3,41 persen,” katanya.
Kemudian ia menambahkan, dara tersebut membantah hasil survei BPS yang menyebut SMK jadi penyumbang pengangguran terbanyak. Menurutnya ada perbedaan indikator yang tergunakan BPS sehingga angka pengangguran lulusan SMK tinggi.
“Pada survei BPS, lulusan yang bekerja tidak sesuai bidang keahliannya maka dihitung tidak bekerja. Sehingga angka pengangguran lulusan SMK menjadi tinggi,” ujarnya.