Bandar Lampung (Lampost.co) — Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Lampung (Unila), Dedy Hermawan mengingatkan pemerintah. Untuk tidak berlebihan dalam menanggapi penggunaan bendera Jolly Roger dalam serial One Piece dalam momen hari kemerdekaan Indonesia.
Kemudian ia mengungkapkan, penggunaan bendera itu merupakan bentuk ekspresi masyarakat. Fenomena serupa sebenarnya sudah pernah terjadi seperti pengguna tagar #IndonesiaGelap atau #Gantipresiden pada media sosial.
“Pemerintah harusnya tak perlu bertindak berlebihan terlebih fenomena ini bukan sesuatu yang baru. Ada hal-hal yang lebih fenomenal sebelumnya seperti tagar #Gantipresiden dulu,” ungkapnya, Rabu, 6 Agustus 2025.
Selanjutnya Dedy menjelaskan, fenomena itu merupakan bentuk ekspresi masyarakat dalam menyampaikan keresahan. Tindakan penyampaian ekspresi itu tentu terlindungi dan terjamin secara konstitusional dalam negara demokrasi.
Kemudian menurutnya fenomena-fenomena itu muncul karena keresahan yang sama pada masyarakat. Kemudian, masyarakat menganggap pemerintah lambat dan gagal dalam menyerap serta mewujudkan aspirasi tersebut. Atas situasi itu, akhirnya masyarakat menggunakan simbol-simbol untuk mengekspresikan keresahan itu.
“Karena DPR sebagai perwakilan masyarakat atau pemerintah lambat menanggapi keresahan masyarakat maka muncul fenomena itu. Apalagi era sekarang tidak bisa tercegah,” kata Ketua DPD Indonesian Association for Public Administration (IAPA) Wilayah Lampung.
Lalu ia mengatakan, fenomena itu harusnya menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah dan DPR. Lembaga negara harus bisa lebih bekerja optimal dalam menyerap dan mewujudkan aspirasi masyarakat.
“Karena kalau DPR sebagai saluran aspirasi itu optimal tentu tidak akan ada ekspresi di jalanan atau fenomena seperti ini,” ujarnya.