Bandar Lampung (Lampost.co) —Puluhan anak dan remaja meramaikan Kantor Dewan Kesenian Lampung (DKL) di Komplek PKOR Way Halim, Sabtu, 30 Agustus 2025. Ada yang hadir bersama orang tua, ada pula yang mendapat pendampingan guru mereka.
Ahmad, salah seorang siswa SD di Bandar Lampung, datang berseragam Pramuka bersama teman-temannya. Kunjungan itu menjadi pengalaman pertamanya menghadiri pameran seni. Ia mengaku baru kali itu melihat langsung proses melukis dan berbagai karya seni.
“Senang bisa datang ke sini, banyak lukisan bagus dan bisa lihat orang melukis. Jadi pengen bisa lukis juga,” ungkapnya.
Ahmad berharap sekolah dapat menyediakan fasilitas untuk belajar melukis. Ia juga bermimpi suatu saat bisa menampilkan karya dalam sebuah pameran.
Kegiatan bertajuk *Harmoni Warna dan Suara* itu dibuka Staf Ahli Gubernur Lampung Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Bani Isprianto. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya peran seni dalam membentuk karakter anak. Melalui proses berkesenian, anak-anak belajar disiplin, percaya diri, sekaligus berani mengekspresikan diri.
“Nilai-nilai ini akan mereka bawa tidak hanya dalam dunia seni, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Ia menambahkan, seni mengajarkan anak menghargai perbedaan dan menemukan harmoni dalam keberagaman. Menurutnya, kekayaan budaya bangsa bisa menjadi kekuatan pemersatu bila kenalkan sejak dini melalui karya kreatif.
Budaya Lokal
Ketua DKL, Satria Bangsawan, menegaskan pameran seni rupa dan konser anak ini menjadi media strategis untuk menanamkan kecintaan pada budaya lokal. Tantangan globalisasi, kata dia, membuat pelestarian budaya harus dimulai dari generasi muda.
“Anak-anak bisa mengenalkan budaya daerah lewat karya mereka, termasuk kekayaan alam Lampung. Seni rupa, musik, dan suara menjadi sarana komunikasi yang efektif,” jelas mantan Dekan FEB Unila itu.
Ia menambahkan, pembinaan sejak dini akan melahirkan generasi yang berakar pada budaya sendiri. Dengan begitu, karakter bangsa tetap terjaga meski berhadapan dengan arus budaya asing.
“Pada 2045, kita ingin memiliki SDM yang unggul sekaligus pemimpin yang berbudaya,” kata Satria.
Pameran ini semakin semarak dengan penampilan musik dan nyanyian anak-anak, termasuk karya lukisan dari anak berkebutuhan khusus. Semua itu menjadi bukti nyata bahwa seni bisa menjadi wadah inklusif bagi semua generasi. (Umar Robbani)