Kotabumi (Lampost.co) — Dana tabungan siswa SD Negeri 3 Kembang Tanjung, Kecamatan Abung Selatan, Lampung Utara, menjadi pertanyaajarn para wali murid. Hingga kini, uang tabungan. selama satu tahun itu tak kunjung terbagikan. Sebelumnya, rencananya akan terbagikan saat kenaikan kelas atau pergantian tahun ajaran.
Oleh sebab itu warga resah dan bertanya-tanya ke mana perginya dana tersebut. Pasalnya, wali kelas hanya menyampaikan secara lisan bahwa uang tabungan hilang akibat rumahnya kemalingan. Kemudian para wali murid pun harus bersabar karena guru bersangkutan tengah menghadapi musibah.
Sedikitnya 30 siswa menabung dalam program ini, dengan nominal rata-rata Rp1 juta per siswa. Sementara perkiraannya, kerugian mencapai lebih dari Rp30 juta.
Sebelumnya, tabungan itu sedianya untuk kebutuhan perlengkapan sekolah. Seperti alat tulis dan pakaian, guna meringankan beban orang tua. Namun, uang tersebut justru dugaannya termanfaatkan oleh oknum guru honorer yang juga menjabat wali kelas.
Sementara itu, kejadian bermula saat wali kelas meminta siswa kelas 2A untuk menabung sejak awal tahun ajaran 2024. Uang tersebut rencananya akan diberikan saat kenaikan kelas. Namun, ketika waktunya tiba, para orang tua hanya bisa gigit jari.
Lalu alasan kehilangan uang hanya tersampaikan secara lisan. Lalu terbumbui tangisan sang guru yang mengaku kehilangan karena rumahnya kebobolan maling.
Wali Murid Kecewa
Kemudian salah satu wali siswa, SP, mengungkapkan kekecewaannya saat pembagian rapor. Uang tabungan yang biasanya terbagikan bersama rapor kini tak jelas keberadaannya.
“Sudah satu tahun kami menabung. Seharusnya sekarang kami tidak perlu pusing untuk membeli kebutuhan sekolah anak. Mulai dari buku, alat tulis, sepatu, hingga seragam,” ujar wali murid, SI, kepada Lampost.co, Jumat Malam, 13 Juni 2025.
Sementara bagi para orang tua, uang tersebut sangat berarti. Mayoritas wali murid berasal dari keluarga kurang mampu.
“Suami saya cuma buruh serabutan dengan penghasilan tidak menentu. Kalau ada pekerjaan, paling besar Rp100 ribu per hari. Dari situ kami sisihkan Rp5-10 ribu setiap hari untuk tabungan anak. Lumayan kalau bisa terpakai untuk kebutuhan sekolah,” tambahnya.
Kemudian para orang tua berharap pihak terkait segera menindaklanjuti kasus ini agar tidak menambah beban mereka. Apalagi jelang tahun ajaran baru.
“Kami tidak bisa berbuat banyak. Saat pembagian rapor, oknum guru itu menangis, katanya kemalingan. Bukan hanya uang tabungan, tapi juga laptop dan barang elektronik lain. Namun, tidak ada bukti laporan kepolisian yang tertunjukkan,” ujar wali murid lainnya.
Kepala Sekolah Akui Ada Musibah
Sementara itu, pihak sekolah membenarkan peristiwa tersebut. Kepala SDN 3 Kembang Tanjung, Prihatin, menyebut oknum guru mengalami musibah perampokan.
“Benar, guru kami mengalami musibah. Bukan hanya uang yang hilang, tetapi juga laptop, ponsel, dan peralatan elektronik lainnya,” ujar Prihatin melalui pesan WhatsApp, Jumat malam.
Namun, hingga berita ini tayang. Pihak sekolah belum dapat menunjukkan bukti laporan kepolisian kepada para wali murid.