Bandar Lampung (Lampost.co) — Disdikbud Lampung berencana memulai kelas migran pada 5 SMK negeri di Lampung dalam waktu dekat. Program tersebut merupakan rekomendasi Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding saat ke Provinsi Lampung, beberapa waktu lalu.
Kepala Disdikbud Lampung, Thomas Amirico mengungkapkan, pihaknya telah mempersiapkan program tersebut. Terdapat 5 SMK yang akan menjadi pilot project dalam pelaksanaannya yakni SMKN 1, SMKN 4, dan SMKN 7 Bandar Lampung, serta SMKN 2 dan SMKN 3 Metro.
Pada awal pelaksanaan ini, Jepang menjadi negara tujuan penyaluran tenaga migran. Untuk menyukseskan program tersebut, pihaknya melibatkan Disnaker, Bank Lampung. Kemudian Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Lampung, dan ada beberapa pihak dari Jepang.
“Adapun kelas migran vokasi di SMK dan beberapa SMA sedang proses pematangan baik juknis hingga bahan ajarnya,” ungkapnya di ruang kerjanya, Senin, 26 Mei 2025.
Saat ini pihaknya masih mempersiapkan pengajar bahasa Jepang, karena jumlahnya di Lampung tidak banyak. Selain itu, Disdikbud juga masih menunggu modul ajar dari Kementerian P2MI untuk dilakukan penyesuaian dengan daerah.
Program tersebut nantinya akan menyasar kepada peserta didik kelas 12. Harapannya para murid tidak lagi kesulitan mendapatkan pekerjaan ketika tamat sekolah.
“Persiapan secara matang dan sudah bisa dalam waktu dekat,” katanya.
Pelatihan
Siswa berminat nantinya memberikan pelatihan selama 6 bulan. Pelatihan meliputi keterampilan Bahasa Inggris dan bahasa negara tujuan. Selain itu mereka juga akan berkenalan dengan budaya kerja di negara tujuan.
Terkait program itu, pemerintah pun telah menyiapkan skema pembiayaannya. Semua biaya pendidikan hingga pemberangkatan ke luar negeri.
“Pembiayaan nanti akan ada dana talangan dari Bank Lampung yang nantinya murid bisa mengasur setelah menjadi tenaga migran,” tambahnya.