Bandar Lampung (Lampost.co) — Sekolah saat ini sedang membuka pendaftaran Kelas Migran Vokasi bagi peserta didik yang berminat bekerja di luar negeri ketika lulus. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung menargetkan ada 9.000 peserta didik yang akan mengikuti kelas tersebut.
Hal itu tersampaikan oleh Kadisdikbud Lampung, Thomas Amirico. Ia mengungkapkan pihaknya membuka Kelas Migran Vokasi pada semua sekolah negeri SMA dan SMK. Sementara itu, Provinsi Lampung memiliki 239 SMA dan 113 SMK negeri se 15 kabupaten kota.
Kemudian, ia mengatakan, saat ini sekolah mulai melakukan penjaringan minat peserta didik. Lalu ia mengklaim, minat siswa untuk ikut program itu agar bisa bekerja di luar negeri cukup tinggi.
“Sekarang masih kota buka pendaftarannya, sudah ada 8.550 siswa yang mendaftar, targetnya 9.000,” ungkapnya, Kamis, 31 Juli 2025.
Melalui program itu, sekolah akan meningkatkan keterampilan peserta didik dan kemampuan bahasa negara tujuan, yakni Jepang. Namun tak menutup kemungkinan ada tambahan jika ada tambahan negara tujuan penyaluran.
Tidak hanya itu, peserta didik juga akan mendapatkan pengetahuan budaya kerja dan sosial negara tujuan. Pengetahuan budaya itu sangat penting agar peserta didik nantinya tidak sulit menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru pada tempatnya bekerja.
“Jadi melalui Kelas Migra ini siswa mendapatkan keterampilan kerja, bahasa, dan pengenalan budaya,” katanya.
Mendapatkan Pelatihan
Sementara itu, Kepala Bidang SMK Disdikbud Lampung, Sunardi menuturkan. Target peserta Kelas Migran Vokasi adalah siswa kelas 12 dan para alumni khususnya yang baru lulus. Bagi peserta dari kelas 12, sekolah akan memberikan pelatihan setiap hari Sabtu dan Minggu.
Kemudian mereka akan mendapatkan pelatihan bahasa Jepang selama 3 bulan. Setelah mahir berbahasa Jepang dan mendapatkan sertifikat N4. Selanjutnya siswa akan mendapat bekal skill bekerja dan pengetahuan budaya Jepang,
“Untuk alumni karena sudah tidak ada kegiatan belajar seperti anak kelas 12. Mereka akan mengikuti kelas selama 6 bulan,” jelas Sunardi.
Selanjutnya untuk menjamin keamanan penyaluran kerja pihaknya bekerjasama dengan BP3MI dan Dinas Ketenagakerjaan Lampung. Selain itu pemerintah juga bekerjasama dengan penyalur PMI resmi memiliki izin untuk menyalurkan tenaga kerja ke luar negeri.
Kemudian khusus peserta dari kelas 12, pembiayaan akan terbantu dengan mekanisme pinjaman dari Bank Lampung. Pinjaman ini untuk kebutuhan pembuatan visa, passport, tempat tinggal, dan kebutuhan hingga bekerja.
Namun pinjaman itu melalui skema umum sehingga tetap terkena bunga. Meski begitu, Sunardi memastikan bunganya pada batas normal dan tidak memberatkan siswa yang menjadi tenaga migran.
“Setelah mereka bekerja, baru terangsur sesuai dengan berapa pinjamannya angsurannya berapa bulan,” ujarnya.
Sementara untuk biaya pembinaan hingga peserta memiliki sertifikat dan siap bekerja akan tertanggung oleh pemerintah. Menurutnya, Pemprov Lampung telah menyiapkan anggaran Rp6 miliar untuk program tersebut.
“Kalau untuk alumni pembiayaannya secara mandiri oleh masing-masing individu karena statusnya bukan siswa lagi,” tambahnya.
