Bandar Lampung (Lampost.co) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung optimis program Kelas Migran Vokasi untuk SMA dan SMK mampu menekan angka pengangguran di provinsi ini.
Kepala Disdikbud Lampung, Thomas Amirico, menjelaskan pemerintah menargetkan tiga arah penyerapan lulusan. Pertama, mendorong lulusan SMA melanjutkan ke perguruan tinggi. Kedua, memastikan lulusan SMK terserap dunia kerja dan industri. Ketiga, mencetak wirausaha muda.
Namun, Thomas mengakui masih ada sekitar 4–10 persen lulusan yang belum tercakup tiga jalur tersebut. Ia menilai kelompok itu berpotensi terserap melalui Kelas Migran Vokasi.
“Yang tidak terserap sekitar 4–10 persen sedang kami tracing dan bisa masuk program ini. Dengan begitu, mereka tetap produktif dan mampu mendukung perekonomian,” ujarnya saat menjadi pembicara Seminar Nasional Kelas Migran Vokasi, Kamis, 18 September 2025.
Meski demikian, Thomas menyoroti tantangan utama program, yakni keterbatasan pengajar bahasa Jepang. Padahal, jumlah pendaftar mencapai 8.445 siswa. Untuk menampung seluruhnya, dibutuhkan 291 kelas. Saat ini, baru tersedia 101 kelas di 15 kabupaten/kota dengan kapasitas 2.984 siswa.
“Kendalanya adalah jumlah guru bahasa Jepang yang masih terbatas. Karena itu, kami akan memanggil pengajar dari luar daerah untuk memperkuat program,” tegasnya.
Pastikan Anggaran
Thomas memastikan anggaran pemanggilan guru bahasa Jepang telah masuk dalam rancangan APBD Perubahan 2025. Ia optimis tambahan tenaga pengajar itu bisa membuka lebih banyak kelas mulai bulan depan.
“Dengan program ini, angka pengangguran di Lampung bisa ditekan. Visi Lampung Maju Indonesia Emas 2045 juga semakin nyata,” tambahnya.