Bandar Lampung (Lampost.co) – Dorong peningkatan kapasitas dan keterampilan penyandang disabilitas. Terlebih dalam upaya membangun dan mempermudah akses mewujudkan kemandirian dan produktivitas.
“Berbagai upaya untuk mewujudkan kemandirian dan peningkatan produktivitas para penyandang disabilitas harus mendapat dukungan semua pihak. Apalagi sebagai bagian dari menegakkan prinsip-prinsip inklusivitas dalam proses pembangunan.” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 20 Juli 2025.
Kemudian menurut Lestari, program pelatihan TIK secara daring yang terselenggarakan harus benar-benar mampu meningkatkan keterampilan. Apalagi bagi para penyandang disabilitas.
Lalu Rerie, sapaan akrab Lestari, mendorong agar pelatihan-pelatihan serupa bisa terus diperluas kepesertaannya. Ini agar memberi dampak yang lebih luas lagi.
Selanjutnya Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu berpendapat. Selain program pelatihan, sistem pendidikan nasional juga harus memperkuat aspek inklusivitasnya. Ini untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan bagi setiap warga negara.
Selain itu, ujar Rerie, para peserta pelatihan yang sudah menguasai sejumlah keterampilan. Ini harus mendapatkan akses ke dunia kerja demi mewujudkan kemandirian para penyandang disabilitas.
Kemudian anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap. Para pemangku kepentingan tingkat pusat dan daerah mampu membangun kolaborasi yang kuat. Terlebih dalam mempermudah akses bagi para penyandang disabilitas. Ini sebagai bagian upaya mewujudkan peningkatan kualitas bagi setiap warga negara.
Sebelumnya dalam keterangan tertulisnya, pekan lalu. Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan. Pihaknya bekerjasama dengan Yayasan Paradifa menyelenggarakan pelatihan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Ini bagi para penyandang disabilitas tanah air.
Pelatihan yang terdiri dari 190 kelas daring itu tergelar pada 24 Juni 2025 hingga 12 Juli 2025 dan terikuti 2.652 peserta dari 38 provinsi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 mencatat terdapat 36.264.286 penyandang disabilitas Indonesia.
Kemudian laporan Statistik Pendidikan 2024 dari BPS mengungkapkan. 17,85% penyandang disabilitas berusia lebih dari 5 tahun Indonesia tidak pernah mengenyam pendidikan formal.