Bandar Lampung (Lampost.co)– Penutur Bahasa Lampung kian menunjukan tanda-tanda kepunahan. Dari 139 bahasa ibu yang terancam punah, bahasa Lampung masuk salah satunya.
Arus globalisasi dan modernisasi yang cepat membuat bahasa Lampung banyak berhadapan dengan berbagai tantangan.
Budayawan Lampung sekaligus Ketua Rumah Kebudayaan Komunitas Berkat Yakin (Kober), Alexander GB, menyebut kondisi ini kian nyata di rasakan dengan menurunnya jumlah populasi etnis Lampung.
Bahkan berdasarkan sensus tahun 2010, suku Lampung hanya 13,82% dari total penduduk Lampung yang menjemuk.
“Bahkan prediksinya 36 tahun ke depan khawatirnya punah. Karena transmisi penutur dari orang tua termasuk rendah, apalagi di perkotaan,” ujar Alexander,” Senin, 15 Juli 2024.
Alex menilai, jika bahasa ibu pada suatu daerah mengalami penurunan, maka hal itu akan berdampak pada kebudayaan lain yang juga akan ikut menghilang.
“Bahasa itu inharen dengan kebudayaan. Sebab, ketika tidak lagi kita gunakan, maka kebudayaan dalam sendirinya akan hilang,” katanya.
Salah satu upaya yang mereka lakukan untuk mencegah kepunahan. Kober berupaya menghidupkan kembali melalui Festival Seni Bahasa Lampung yang akan berlangsung pada 22 – 28 Juli 2024 di Taman Budaya.
Festival ini berisikan berbagai kegiatan seperti Serial Workshop Seni dan Bahasa. Pameran Puisi Visual Berbahasa Lampung, Seminar Menatap Tubuh Bahasa Cawa Lappung.
Festival Teater Berbahasa Lampung, serta Pertunjukan Musik Klasik Lampung. Semua rangkaian acara tersebut gratis dan terbuka untuk umum.
Festival Teater
Festival Teater Berbahasa Lampung diikuti 10 grup teater se-Lampung. Berbagai pihak baik akademisi, budayawan, dan pelaku seni terlibat dalam sebuah diskusi untuk menyampaikan gagasannya mengenai upaya revitalilasi bahasa Lampung.
Melalui kegiatan ini,ia berharap kegiatan budaya dalam format festival menjadi media revitalisasi. Sekaligus di seminasi yang baik untuk menggairahkan kembali bahasa daerah di masyarakat.
“Target kami adalah semua kalangan terutama generasi muda dapat hadir dalam acara ini. Kita semua harus bangga berbahasa Lampung sebagai identitas dan karakter diri,” ucapnya.