Krui (Lampost.co) — Gerakan Pramuka merupakan garda terdepan dalam menjaga kesatuan bangsa. Sekaligus wadah bagi para insan berjiwa muda untuk berkarya, berkreasi, dan berinovasi.
Penjabat (Pj) Gubernur Lampung, Samsudin mengatakan Gerakan Pramuka juga mesti adaptif di tengah tantangan perkembangan zaman.
Globalisasi kini turut berdampak terhadap batas-batas moral seiring luasnya jangkauan komunikasi melalui internet. Seperti maraknya judi online, bullying, hingga masuknya sisi negatif budaya asing yang menggerus semangat gotong-royong dan nasionalisme generasi muda.
“Untuk menghadapi tantangan itu, keberadaan Gerakan Pramuka sangat tepat. Karena wadah ini memberi pendidikan life skill, hard skill, maupun soft skill,” ujarnya dalam agenda Apel Besar Puncak Peringatan Hari Pramuka ke-63 tahun 2024 di Kabupaten Pesisir Barat, Minggu, 1 September 2024.
Selain itu, Gerakan Pramuka juga membekali anggotanya dengan kecerdasan spiritual, emosional, intelektual, dan fisik yang menjadi elemen kunci generasi muda untuk membawa perubahan positif bagi pembangunan bangsa.
“Realitanya, Gerakan Pramuka bukan sekedar menangani pembentukan karakter. Lebih dari itu, juga berperan di bidang luas, seperti bakti sosial, peduli lingkungan, tanggap bencana, dan lainnya,” kata dia.
Samsudin yang juga Ketua Mabida Gerakan Pramuka Provinsi Lampung turut mengajak keluarga besar Pramuka di Lampung untuk bersama menggagas usulan agar Lampung menjadi tuan rumah Jambore Nasional (Jamnas) di masa mendatang.
Termasuk membentuk Satuan Karya (Saka) digital untuk kalangan penggalang dan penegak agar generasi muda Pramuka adaptif terhadap perkembangan di era globalisasi.
Pada kegiatan tersebut terdapat penyematan penghargaan terhadap 30 insan Pramuka. Meliputi penghargaan Lencana Melati, Lencana Dharmabakti, dan Lencana Pancawarsa.