Bandar Lampung (Lampost.co) – Kandungan Bisphenol A (BPA) kembali menjadi sorotan setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan kadar BPA pada galon air minum melebihi ambang batas di sejumlah daerah. Temuan itu menegaskan perlunya pengawasan yang lebih ketat demi menjaga kesehatan masyarakat.
Ketua IDI Lampung, dr Josi Harnos MARS, menjelaskan bahwa galon air minum memang dapat dipakai berulang. Namun, penggunaan tersebut tetap memiliki batas waktu. Jika galon melewati masa pakai, risiko pelepasan BPA akan meningkat tajam.
“Terkait hal ini, pengawasan penggunaan galon harus dilakukan lebih ketat. Di Lampung ada banyak perusahaan air minum, sehingga pemerintah wajib memastikan distribusi galon benar-benar aman untuk masyarakat,” ujarnya, Sabtu, 13 September 2025.
Menurut Josi, pemerintah biasanya memiliki mekanisme pengawasan langsung terhadap perusahaan air minum. Akan tetapi, langkah itu harus terus digencarkan agar konsumen terlindungi dari bahaya BPA.
“Pengawasan rutin penting dilakukan supaya masyarakat merasa aman,” tambahnya.
Berdasarkan aturan, galon isi ulang hanya boleh digunakan maksimal 40 kali pengisian ulang atau sekitar satu tahun. Jika dipakai melebihi batas tersebut, lapisan plastik berisiko meluruhkan zat kimia berbahaya seperti BPA ke dalam air minum.
Terbukti Berbahaya
Paparan BPA jangka panjang terbukti berbahaya. Zat ini dapat mengganggu keseimbangan hormon, memicu diabetes tipe 2, obesitas, penyakit jantung, hingga kanker.
“Jika tubuh tercemar BPA, dampaknya bisa menimbulkan gangguan hormonal hingga kanker,” tegas Josi.
Selain itu, BPA juga berdampak pada kesuburan. Zat kimia tersebut dapat menurunkan kualitas sperma, meningkatkan risiko gangguan reproduksi pada wanita, serta memengaruhi perkembangan otak dan perilaku anak. Bahkan, sistem kekebalan tubuh pun bisa melemah akibat paparan BPA.
Dengan temuan BPOM tersebut, IDI Lampung mendorong pemerintah memperkuat pengawasan dan sosialisasi agar masyarakat lebih waspada serta beralih ke cara yang lebih aman untuk mengonsumsi air minum.