Jakarta (Lampost.co) — Psikolog klinis anak Dewinta Ariani mengungkapkan ciri-ciri anak korban perundungan yang perlu menjadi perhatian orangtua.
Dalam wawancara melalui layanan pesan, Senin, 19 Agustus 2024, Dewinta mengatakan anak yang menjadi korban perundungan biasanya menjadi lebih pendiam atau tertutup. Selain itu menunjukkan sikap yang berbeda dari biasanya.
Menurutnya, anak korban perundungan biasanya menunjukkan perubahan dalam hubungan sosial. Kemudian menghindari interaksi sosial dan tampak cemas atau takut saat hendak pergi ke sekolah atau menghadiri kegiatan tertentu. Penurunan prestasi akademik tanpa alasan yang jelas juga perlu orangtua waspadai.
Baca Juga:
Sempat Diduga Perundungan, Ternyata Usai Pesta Meras
Ia menjelaskan, anak korban perundungan juga dapat mengalami perubahan pola tidur dan nafsu makan. Tiba-tiba susah tidur malam dan kehilangan nafsu makan.
Anak yang menjadi korban perundungan dapat menjadi lebih sering mengeluh sakit fisik agar tidak harus pergi ke sekolah.
“Anak sering mengeluh sakit fisik, seperti sakit kepala atau perut, yang mungkin digunakan sebagai alasan untuk tidak pergi ke sekolah,” kata dosen psikologi di Universitas Negeri Jakarta itu.
Dewinta pun meminta orangtua sebaiknya segera menindaklanjuti adanya luka atau memar yang tidak dapat anak jelaskan penyebabnya.
Perubahan Perilaku Anak
Menurut Dewinta, orangtua juga harus memperhatikan perubahan perilaku anak. Serta segera mengambil langkah untuk mencari tahu penyebab dan memberikan dukungan untuk anak.
Ia mengatakan, untuk anak-anak yang menjadi pelaku kekerasan, orangtua dan guru harus memberikan pendampingan emosional, mendengarkan curahan perasaan mereka, dan membantu mereka memproses perasaan yang muncul akibat perundungan.
“Edukasi tentang cara mengatasi rasa sakit tanpa melukai orang lain serta membangun rasa percaya diri juga sangat penting dalam mencegah siklus bullying berlanjut,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa tidak semua korban perundungan akan menjadi pelaku jika mendapatkan bantuan dan dukungan yang tepat.
Menurutnya, terapi atau konseling dapat membantu mereka mempelajari cara-cara yang sehat untuk mengatasi perasaan.
Ia mengatakan, lingkungan yang penuh kasih sayang dan dukungan di rumah maupun di sekolah dapat membantu mencegah korban perundungan mengembangkan perilaku agresif di kemudian hari.