Bandar Lampung (Lampost.co) — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kini menjadi tiga kementerian baru.
Ketiga kementerian baru tersebut adalah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta Kementerian Kebudayaan.
Penunjukkan Abdul Mu’ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Satryo Soemantri Brodjonegoro sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, dan Fadli Zon sebagai Menteri Kebudayaan.
Baca Juga:Nadiem Angkat Bicara Soal Kemendikbudristek Pecah jadi Tiga
Menanggapi hal tersebut, pengamat pendidikan dari Universitas Lampung, M Thoha B Sampurna Jaya menyebut Kemendikbudristek menjadi tiga kementerian baru ini ada plus dan minusnya.
“Positifnya para menteri lebih fokus dengan bidangnya masing-masing. Jadi menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi lebih fokus pendidikan tinggi dan riset. Lalu Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah fokus terhadap bidang dasar dan menengah. Dan Kementerian Kebudayaan pun hanya fokus terhadap kebudayaan,” kata Thoha, Selasa, 22 Oktober 2024.
Ia juga mengatakan, perubahan nomenklatur Kemendikbudristek ini membuat tiga menteri baru dapat lebih fokus menangani bidang pendidikan dasar, pendidikan tinggi, dan kebudayaan secara terpisah. Sebelumnya tiga bidang tersebut menjadi pekerjaan satu menteri.
“Kemudian juga lebih positifnya anggaran yang tidak membengkak pada satu kementerian. Kalau membengkak bisa menimbulkan hal-hal koruptif,” ungkapnya.
Selain sisi plus atau positif, sisi negatifnya, lanjut Thoha, adalah sulitnya sinkronisasi antara pendidikan dasar dan pendidikan tinggi. Menurutnya pendidikan dasar dan tinggi harus selaras atau satu kesatuan.
“Harus ada keterkaitan yang fokus sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang bertolak belakang. Terlebih menteri sebelumnya meniadakan jurusan di SMA, itu menjadi hal yang harus dipertimbangkan lagi oleh menteri saat ini,” jelasnya.
“Dan untuk menteri kebudayaan harus paham bahwa pendidikan pun adalah kebudayaan. Jangan sampai pendidikan tercabut dari akar budaya kita. Perlu sinergitas yang intens antar tiga kementerian ini,” harapnya.