Bandar Lampung (Lampost.co) — Kurikulum berbasis cinta kini diterapkan di seluruh madrasah di Lampung dan menjadi langkah strategis untuk mencegah praktik bullying di lingkungan pendidikan. Kabid Penmad Kanwil Kemenag Lampung, Ahmad Rifai menegaskan, kurikulum ini tidak hanya menekankan capaian akademis, tetapi juga pembentukan karakter yang berlandaskan cinta dan kasih sayang.
Menurutnya, madrasah didorong untuk menanamkan nilai cinta kepada Allah, sesama manusia, serta alam. Dengan demikian, hubungan antar siswa dan guru semakin harmonis. Pola pendidikan ini akan menumbuhkan empati sehingga siswa tidak terdorong melakukan perundungan, tetapi justru saling menjaga dan menghargai.
“Kurikulum berbasis cinta dan kasih sayang ini menjadi upaya pencegahan bullying di lingkungan madrasah,” ujar Rifai, Selasa, 14 Oktober 2025.
Kurikulum tersebut mengusung pendekatan holistik dan transformatif. Tujuannya jelas, yakni mencetak generasi yang toleran, berempati, dan cinta tanah air. Lebih dari itu, kurikulum ini tidak hanya berfokus pada transfer ilmu, tetapi juga pada penanaman lima nilai utama yang menjadi fondasi pembentukan karakter.
“Melalui kurikulum ini, madrasah tidak hanya menjadi ruang belajar, tetapi juga tempat membentuk karakter positif,” lanjutnya.
Lima nilai utama yang ditanamkan antara lain cinta kepada Tuhan sebagai bentuk ketakwaan, cinta kepada diri dan sesama untuk menumbuhkan kepedulian sosial, serta cinta terhadap ilmu pengetahuan agar siswa mampu memanfaatkan wawasan secara bijak. Selain itu, kurikulum ini mendorong cinta terhadap lingkungan sebagai wujud tanggung jawab atas kelestarian alam.
Kerukunan
Rifai juga menekankan pentingnya cinta kepada bangsa dan negara. Dengan nilai itu, siswa tumbuh menjadi generasi penerus yang menjaga kerukunan dan persatuan.
Ia menambahkan, sosialisasi kurikulum berbasis cinta telah dilakukan sejak awal tahun ajaran baru. Kini, seluruh madrasah di Lampung menggunakan kurikulum ini sebagai pedoman utama dalam proses pembelajaran.
“Kurikulum ini sudah kami sosialisasikan sejak peluncuran oleh Kementerian Agama dan kini menjadi landasan pembinaan peserta didik,” tegasnya.