Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah kembali menegaskan peran strategis Lampung dalam sejarah dan keberhasilan program transmigrasi nasional.
Poin Penting:
-
Lampung berperan strategis dalam sejarah dan keberhasilan program transmigrasi nasional.
-
Transmigrasi memperkuat persatuan bangsa sekaligus mendorong pemerataan pembangunan.
-
Keberagaman di Lampung menjadi kekuatan dalam menjaga keutuhan NKRI.
Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, menyebut Lampung sebagai daerah percontohan suksesnya transmigrasi yang mampu memperkuat persatuan bangsa sekaligus mendorong pemerataan pembangunan. Sebab, Lampung memiliki jejak panjang dalam sejarah transmigrasi Indonesia. Sejak masa kolonial Belanda, tepatnya sekitar 1905, wilayah Pesawaran telah menjadi tujuan perpindahan tenaga kerja dari Jawa Tengah.
Momentum penting juga tercatat pada 12 Desember 1950, ketika Pemerintah Indonesia memberangkatkan transmigran ke Lampung dan Lubuklinggau. “Lampung identik dengan transmigrasi. Namun yang patut disyukuri, daerah ini menjadi bukti nyata keberhasilan program tersebut,” ujar Viva Yoga.
Baca juga: Penempatan Lokal Jadi Fokus Pemberangkatan Transmigran dari Empat Provinsi
Ia juga menilai keberhasilan Lampung tidak hanya dari aspek ekonomi, tetapi juga kuatnya integrasi sosial antarmasyarakat dengan latar belakang suku, budaya, agama, dan ras yang beragam. Menurutnya, transmigrasi sejak awal untuk memperkuat rasa kebangsaan.
Akulturasi budaya, interaksi sosial, hingga perkawinan antarsuku menjadi bukti perbedaan tidak melahirkan konflik, melainkan mempererat persatuan. “Keberagaman di Lampung justru menjadi kekuatan dalam menjaga keutuhan NKRI,” katanya.
Seiring perkembangan zaman, Viva Yoga menuturkan Lampung kini tidak lagi menjadi daerah tujuan transmigrasi, melainkan telah bertransformasi menjadi daerah asal transmigran. Hal tersebut menunjukkan kemajuan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di provinsi tersebut.
Program ini, kata Viva Yoga, bukan sekadar memindahkan penduduk, melainkan berorientasi pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. “Jika kesejahteraan meningkat, asupan gizi terpenuhi, pendidikan membaik, dan pada akhirnya akan melahirkan sumber daya manusia yang unggul,” ujarnya.
Transmigrasi Butuh Pengorbanan
Ia juga mengingatkan transmigrasi adalah sebuah perjuangan yang menuntut pengorbanan besar. Para transmigran harus meninggalkan kampung halaman hingga memulai kehidupan baru di daerah tujuan.
Namun, dengan semangat, kerja keras, dan nilai perjuangan, transmigran diyakini mampu meraih masa depan yang lebih baik.
Viva Yoga menambahkan sejak era Presiden Soekarno hingga Presiden Prabowo Subianto, program transmigrasi telah melahirkan ribuan wilayah administratif baru. Kini muncul desa definitif, kecamatan, kabupaten/kota, hingga tiga provinsi, yakni Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, dan Papua Selatan.
Saat ini, setidaknya 60 kabupaten di Indonesia mengajukan permohonan agar menetapkan wilayahnya sebagai kawasan transmigrasi. Tujuannya, membuka akses wilayah, mendorong pusat pertumbuhan ekonomi baru, serta mencegah ketertinggalan daerah.
“Transmigrasi tetap relevan sebagai instrumen pemerataan pembangunan dan penguatan ekonomi nasional,” katanya.







