Bandar Lampung (Lampost.co)–Pentingnya pembentukan karakter bagi anak terkait aksi brutal kelompok remaja yang menyebabkan seorang remaja kelas 9 SMP meninggal dunia di Bandar Lampung.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung Sulpakar berpendapat, kunci pendidikan anak ada lingkungan yang baik. Lingkungan itu mencakup keluarga, tempat tinggal, dan sekolah.
“Dalam hal ini, keluarga khususnya keluarga memiliki peran yang penting dalam membentuk karakter anak,” ungkapnya, Kamis, 26 Desember 2024.
Baca Juga: Mendikdasmen Abdul Mu’ti Dorong Kemajuan Pendidikan
Dalam kehidupannya, anak paling banyak berinteraksi dengan orang tua. Sehingga orang tua di rumah harus bisa menjadi tauladan anak dengan mencontohkan prilaku yang positif.
Bangun komunikasi yang baik sehingga anak merasa mendapatkan perhatian. Dengan perhatian tersebut, maka anak tidak lagi berusaha mencari pengakuan dan perhatian yang mendorong pada kegiatan negatif.
“Karena tauladan orang tua di rumah akan ditiru anak-anaknya, makanya perlu memberikan contoh yang baik bagi anak,” jelasnya.
Kemudian, lingkungan tempat tinggal juga menjadi faktor penting membentuk karakter anak. Dalam hal ini menurutnya, perlu perhatian dari perangkat daerah, tokoh masyarakat, hingga keamanan untuk menciptakan lingkungan yang baik.
Lingkungan yang Baik
“Dengan menciptakan lingkungan yang baik, anak jadi punya contoh dan pengetahuan tentang kehidupan bermasyarakat,” kata Ketua Umum PGRI Lampung itu.
Setelah kedua hal tersebut, sekolah menjadi pihak terakhir dalam membentuk karakter anak. Di sekolah, anak-anak mendapat peningkatan kapasitas intelektual untuk menjalani kehidupannya.
Tidak hanya sisi intelektualnya, sekolah juga menanamkan nilai-nilai spiritual dan disiplin kepada setiap peserta didik. “Salah satunya adalah dengan penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di setiap sekolah,” ujarnya.
Bahkan, sejumlah sekolah juga telah menggelar pembentukan karakter dengan melibatkan Korps Marinir. Para pelajar yang menjadi siswa untuk menjadi orang berdisiplin dan peduli terhadap sesama.
Namun dia menambahkan, pengawasan terhadap aktivitas anak tetap harus dilakukan orang tua. Terlebih aktivitas anak di luar sekolah dan jam KBM.
“Orang tua harus mengawasi aktivitas anak mulai dari bangun tidur sampai pulang ke rumah, khususnya di luar jam sekolah,” pungkasnya.