Bandar Lampung (Lampost.co) — Tingginya biaya pendidikan di perguruan tinggi menjadi keluhan utama masyarakat Lampung. Kondisi ini membuat banyak lulusan SMA memilih untuk tidak melanjutkan studi ke jenjang perkuliahan.
Hal tersebut turut menyumbang angka partisipasi pendidikan tinggi di provinsi ini masih terbilang rendah.
Seorang wali murid, Dar Putra, mengungkapkan kekecewaannya terhadap biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) serta uang pangkal di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang sudah tidak masuk akal.
“UKT dan uang muka PTN saat ini terlalu memberatkan. Kalau begini terus, anak-anak dari keluarga menengah ke bawah sulit punya kesempatan kuliah,” ujarnya, Selasa, 19 Agustus 2025.
Baca Juga:
Lampung Masih Tertinggal dalam Partisipasi Pendidikan Tinggi
Menunda Kuliah
Hal senada juga disampaikan Maria, seorang lulusan SMA yang bercita-cita melanjutkan pendidikan. Ia mengaku terpaksa menunda kuliah karena terkendala biaya.
“Saya sebenarnya ingin kuliah, tapi keadaan ekonomi tidak mendukung. Selain itu, sekarang juga banyak sarjana yang sulit mendapat pekerjaan. Jadi orang tua semakin ragu untuk mengeluarkan biaya besar,” tutur Maria.
Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Sebab rendahnya angka siswa yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dapat berdampak pada kualitas sumber daya manusia di Lampung.
“Saya berharap pemerintah pusat maupun daerah dapat mencari solusi agar akses pendidikan tinggi lebih terjangkau. Tanpa membebani orang tua maupun mahasiswa,” kata Maria.