Bandar Lampung (Lampost.co) – Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) memadati Ruang D.31 dalam kegiatan Dialog Terbuka bersama Pimpinan Fakultas dan Jurusan, Selasa, 17 Juni 2025. Kegiatan ini menjadi wadah strategis bagi mahasiswa untuk menyampaikan langsung berbagai aspirasi kepada jajaran pimpinan fakultas.
Kegiatan ini terinisiasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FISIP. Mereka mengangkat sejumlah isu krusial, mulai dari fasilitas kampus, kebijakan penggunaan gedung, hingga dinamika kelembagaan mahasiswa.
Dekan FISIP Unila, Dr. Anna Agustina Zainal, hadir langsung bersama jajaran Wakil Dekan, Ketua Jurusan, Ketua Program Studi, serta dosen pembina Ormawa. Dalam sambutannya, Anna membuka forum, menyambut aspirasi mahasiswa dengan tangan terbuka.
“Saya harap kegiatan seperti ini bisa menjadi budaya baru FISIP yang terlaksanakan rutin minimal empat kali dalam setahun. Karena saya yakin, tidak ada yang ingin FISIP ini jelek. Kalau jelek, kita semua yang rugi mahasiswa, dosen, bahkan institusi,” tegas Anna.
Kemudian menanggapi berbagai keluhan mahasiswa, Anna menyampaikan langkah-langkah konkret yang tengah terlaksanakan pihak fakultas. Salah satunya adalah pengajuan ruang kuliah baru berkapasitas 170 orang, rencananya untuk semester mendatang. Selain itu, peremajaan fasilitas seperti kursi dan proyektor juga menjadi prioritas. Namun, harus terlaksanakan bertahap sesuai kemampuan anggaran.
“Kami baru bisa mengganti sekitar 10% dari total kebutuhan kursi. Tapi percayalah, ini bukan abai. Kita sudah ajukan ruang baru pada Gedung A lantai 2. Ini bukti komitmen kami untuk terus memperbaiki kualitas pembelajaran,” jelasnya.
Membuka Pintu Aspirasi
Selanjutnya, salah satu topik yang mencuat adalah larangan karangan bunga pada momen wisuda. Anna menegaskan, kebijakan tersebut bukan bertujuan membatasi kreativitas atau ikhtiar mahasiswa. Melainkan demi menjaga estetika dan kenyamanan lingkungan kampus.
“Kami bukan melarang karangan bunga semata. Tapi mari kita lihat bersama dampaknya. Kalau akses terganggu, estetika rusak, dan kebersihan tidak terjaga, kita juga yang rugi. Tapi tetap, ini akan kita evaluasi bersama,” ujarnya.
Kemudian Anna juga menyoroti pentingnya disiplin bersama dalam penggunaan fasilitas, terutama untuk kegiatan malam hari. Ia menegaskan bahwa semua ruang bisa tergunakan asalkan jelas penanggung jawab dan mengikuti standar operasional prosedur (SOP).
“Jangan sampai setelah terpakai, lampu menyala semalaman, atau AC rusak. Kita ini punya keterbatasan anggaran. Jadi penting ada SOP dan orang yang bertanggung jawab,” ujarnya.
Selanjutnya terkait administrasi proposal kegiatan dan SPJ, Anna mengakui masih banyak kekurangan yang perlu terbenahi. Ia menyatakan bahwa fakultas akan mengadakan pelatihan dan menyempurnakan sistem. Sembari mendorong mahasiswa agar tidak ragu menyampaikan kendala.
“Saya tidak pernah menutup pintu. Kalau ada masalah, datang, sampaikan dengan baik. Kita ini keluarga besar, mari saling jaga dan bantu,” ucapnya.
Lalu Anna juga menegaskan komitmennya untuk merevitalisasi Divisi Alumni FISIP yang selama ini belum optimal. Ia mendorong agar kolaborasi antara fakultas dan organisasi mahasiswa dapat berjalan sinergis.
“Divisi alumni belum maksimal, tapi kami akan bangun ulang. Kalau Ormawa punya program, mari jadikan itu mitra strategis,” tuturnya.
Menutup dialog, Anna menegaskan bahwa forum ini bukan akhir dari diskusi, melainkan awal dari budaya baru yang lebih terbuka dan kolaboratif. “Kalau besok belum puas, mari kita dialog duduk sama-sama lagi. Silakan atur waktunya,” katanya.
Lima Aspirasi Mahasiswa
Sementara itu, Gubernur BEM FISIP, Ervianda Dwijaya Putra, menyampaikan. Ada lima poin aspirasi yang merupakan hasil konsolidasi bersama DPM dan berbagai elemen mahasiswa. Lima isu utama yang diangkat yakni:
1. Penolakan kebijakan larangan karangan bunga wisuda
2. Ketidakjelasan SOP penggunaan gedung dan jam malam.
3. Tidak adanya SOP administrasi proposal kegiatan.
4. Ketidakaktifan IKA Alumni.
5. Buruknya sarana dan prasarana seperti proyektor, ruang kelas, dan kursi.