Bandar Lampung (Lampost.co)– Provinsi Lampung kembali kehilangan budayawan senior Mursi Marsudin atau terkenal dengan sapaan Mamak Lawok, Minggu, 29 Desember 2024. Pria kelahiran Pekon Waynapal, Krui, Lampung itu meninggal dunia di usia 72 tahun.
Masyarakat mengenal Mamak Lawok sebagai pelestari Seni Tradisi Hahiwang dan Muayak yang merupakan seni budaya asli Lampung. Kepiawaiannya dalam tradisi lisan itu telah dia asah sejak usia 20 tahun. Bakat yang dia miliki itu merupakan kemampuan yang turunkan oleh kakek buyutnya.
Baca juga: Lingkungan Menjadi Kunci Pembentukan Karakter Anak
Perjuangannya dalam melestarikan budaya Hahiwang sempat diangkat menjadi film dokumenter oleh pemerintah setempat dengan judul Jejak Langkah Mamak Lawok Sang Maestro Hahiwang. Peluncuran film itu bersamaan dengan peluncuran buku biografinya pada 2021 lalu.
Tidak hanya itu, konsistensi dalam melestarikan tradisi lokal juga membuatnya meraih Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2020 dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud RI untuk kategori pelestari.
Direktur Klasika, Ahmad Mufid mengungkapkan, Mamak Lawok merupakan sosok yang pantas menjadi tauladan bagi masyarakat Lampung, khususnya anak muda. Sebab tidak semua orang mampu konsisten dan serius untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan lokal.
Mufid menyampaikan, semasa hidupnya sang maestro telah mendedikasikan dia untuk merawat dan melestarikan tradisi. Setelah beliau wafat, tentu anak muda sebagai generasi penerus harus bisa melanjutkan perjuangannya.
“Mamak Lawok konsisten melestarikan budaya Lampung tanpa pamrih. Kita sebagai generasi muda harus meneruskannya,” ungkapnya, Senin, 30 Desember 2024.
Dia menambahkan, Lampung memiliki banyak tradisi dan budaya yang harus terus masyarakat Lampung jaga bersama. Hal tersebut merupakan tugas bersama seluruh pihak antara stakeholder dan masyarakat.
“Mamak Lawok mencontoh, mari kita lanjutkan sesuai potensi dan kemampuan masing-masing,” kata dia.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News