Jakarta (Lampost.co)–Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengatakan upaya mendorong pemajuan kebudayaan nasional harus konsisten agar mampu mempertahankan identitas bangsa.
“Di tengah perubahan dunia yang terbilang cepat, mempertahankan dan meningkatkan identitas bangsa merupakan langkah penting. Caranya dapat melalui penguatan nilai-nilai budaya dengan upaya pemajuan kebudayaan,” kata dia, Senin, 27 Februari 2024.
Catatan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2022, Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) Indonesia 55,13 poin. Sementara skor IPK nasional saat itu masih berada di level “cukup”, yakni di kisaran 40 sampai 60 poin.
Kerangka penilaian IPK itu terdiri dari 31 indikator yang dikelompokkan ke dalam tujuh cakupan yang diadopsi secara global. Di antaranya ekonomi budaya, pendidikan, Ketahanan sosial budaya, ekspresi budaya, budaya literasi, warisan budaya, dan gender.
“Saat ini ada sejumlah kendala dalam proses pengembangan kebudayaan nasional, seperti kurangnya apresiasi dan regenerasi. Selain itu juga kurang tepatnya konsep pelestarian budaya,” kata Lestari.
Sejumlah kendala tersebut menurut Lestari, harus menjadi perhatian para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah untuk segera teratasi Sebab, level IPK nasional harus terus ditingkatkan dalam upaya menanamkan dan memperkuat nilai-nilai kebudayaan nasional.
Catatan IPK nasional itu sejatinya dapat membantu para pengambil kebijakan dalam merumuskan kebijakan yang berbasis pengetahuan (evidence-based policy). Sehingga perencanaan pembangunan kebudayaan dapat menjadi lebih tepat dan sesuai dengan keadaan di setiap wilayah.
“Karena itu kami mendorong agar para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah mampu membangun kolaborasi dengan baik. Tentunya untuk meningkatkan proses pembangunan kebudayaan nasional yang berkelanjutan,” kata Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu.