Bandar Lampung (Lampost.co) — Sampah yang selama ini dianggap tidak berguna ternyata bisa memberikan dampak positif bagi ekonomi dan lingkungan.
Akademisi Teknik Lingkungan Itera, Novi Kartika menjelaskan, pengelolaan sampah mengenal dua teknologi utama, yaitu guna ulang (reuse) dan daur ulang (recycle).
Daur ulang menurutnya menjadi salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan pengelolaan sampah. Upaya tersebut dengan memberikan nilai tambah pada barang yang awalnya tidak bernilai menjadi produk yang bernilai tinggi.
Baca Juga:
Itera Implementasikan Pengelolaan Bank Sampah Terintegrasi
Novi menjelaskan bahwa saat ini sudah banyak industri kreatif yang mulai mencoba membuat barang dari sampah menjadi produk bernilai. Contohnya, kardus dan plastik menjadi furnitur dan masih banyak lagi.
Namun, ia mengingatkan bahwa proses daur ulang ini memiliki risiko dan perlu penanganan yang tepat. Terutama untuk sampah yang tidak bisa di daur ulang.
“Contohnya sampah B3 yang bahkan tidak boleh diolah oleh rumah tangga. Sebetulnya secara aturan memang itu cukup bahaya,” kata Novi, Jumat, 26 Juli 2024.
Novi mengungkapkan bahwa pengelolaan sampah yang baik dapat mengurangi biaya retribusi dan mengatasi masalah sampah yang selama ini berakhir di TPA yang berpotensi merusak lingkungan.
Untuk itu perlu penanganan yang ketat terhadap beberapa jenis sampah yang mengandung senyawa berbahaya.
Upaya Edukasi
Meskipun baik, namun pengelolaan sampah menjadi produk masih belum banyak masyarakat pahami. Untuk itu, upaya edukasi, menurut Novi, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa sampah yang dipilah bisa memberikan nilai tambah.
Oleh karenanya, kerja sama antara masyarakat, pemerintah, dan industri penting untuk meningkatkan nilai tambah dari limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat serta menciptakan ekonomi baru bagi masyarakat.
Selain itu, banyak pelaku usaha olahan sampah yang kesulitan dalam hal pemasaran. Oleh karena itu, perlu adanya program dari pemerintah untuk mencocokkan kebutuhan antara UMKM dan pengrajin dengan industri.
Untuk bisa menjangkau lebih luas, Novi juga menyarankan UMKM untuk memanfaatkan media sosial. Hal ini menjadi salah satu solusi yang efektif guna meningkatkan pemasaran produk mereka.
“Masyarakat butuh literasi digital agar pemasaran produk lebih optimal, maka pelaku usaha juga harus menguasai itu,” tutupnya.