Bandar Lampung (Lampost.co) — Pembangunan yang berpihak pada perempuan dan anak menjadi kunci lahirnya sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menegaskan perempuan dan anak tidak boleh dipandang sebelah mata dalam agenda pembangunan.
“Banyak persoalan dapat tertangani lebih efektif dengan partisipasi perempuan. Demikian pula anak, mereka harus tumbuh, berkembang, dan terlindungi agar kelak menjadi SDM handal,” ujarnya.
Ia menekankan, salah satu program prioritas yang berjalan adalah Ruang Bersama Indonesia (RBI). Kegiatan itu sebagai pengembangan dari program Desa/Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak.
Program itu untuk membangun desa ideal tanpa stunting, tanpa anemia pada ibu dan anak, memastikan seluruh anak bersekolah, serta memberdayakan kaum ibu. “Konsepnya kolaborasi lintas sektor. Ibarat lidi-lidi yang terikat bersama untuk menyapu masalah secara kolektif,” kata dia.
Selain RBI, dua agenda besar lain juga menjadi fokus, yakni memperluas layanan SAPA 129 hingga tingkat kabupaten/kota. Termasuk memperkuat upaya pengendalian kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, turut mengungkapkan komitmen daerah dalam mendukung agenda tersebut. “Lampung meraih predikat Provinsi Layak Anak (Provila) selama tiga tahun berturut-turut sejak 2022 hingga 2024. Itu berkat kerja keras pemprov bersama pemerintah kabupaten/kota dan seluruh elemen masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan, program Desa Kesejahteraan Keluarga untuk Lampung Maju Indonesia Emas (Desa Tapis). Kegiatan itu juga menjadi salah satu unggulan daerah yang berfokus pada pencegahan stunting.
Selain itu, pengentasan kemiskinan, pengembangan UMKM, pemberdayaan perempuan, pemenuhan hak anak, serta perlindungan kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, pemuda, dan lansia.
“Program ini mengintegrasikan ketahanan pangan, pelestarian lingkungan, revitalisasi posyandu, dan pembukaan lapangan kerja,” kata dia.








