Bandar Lampung (Lampost.co) — Penguatan softskill dan hardskill menjadi unsur yang dibutuhkan dalam upaya menghasilkan lulusan di bidang tenaga kesehatan yang siap kerja.
Atas dasar itu, Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Tanjungkarang memberikan pembekalan kepada ratusan mahasiswanya melalui seminar karier bertajuk “Menguasai Softskill dan Hardskill untuk Sukses di Dunia Kerja” yang diselenggarakan di gedung Mahligai Agung Pascasarjana UBL, Selasa, 31 Oktober 2023.
Wakil Direktur 3 bidang Kemahasiswaan Poltekkes Tanjungkarang, Agus Purwanto mengatakan, lulusan politeknik kesehatan harus dibekali dengan pengembangan softskill dan hardskill. Hal ini karena dua kemampuan tersebut sangat erat kaitannya dengan lingkup pekerjaan yang akan mereka tekuni nantinya.
“Apalagi memang salah satu syarat seleksi untuk dapat diterima di perusahaan itu adalah mereka ditanyakan latar belakang pemahaman organisasi, sertifikasi, dan berbagai pengalaman lainnya,” ujar Agus saat diwawancarai.
Indikator lainnya, kata Agus, penting bagi mahasiswa untuk mengasah softskill dan hardskill sebelum lulus adalah dengan melihat sulitnya persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon tenaga kesehatan agar dapat bekerja. Salah satu yang paling menjadi perhatian adalah kemampuan berbahasa asing untuk bisa bekerja di luar negeri.
“Untuk menjawab tantangan itu, kita sudah memfasilitasi lulusan dengan latihan bahasa Jepang untuk ditarik ke Jepang. Bahkan tidak hanya Jepang, ada juga yang memang berminat ke Jerman, Arab Saudi, dan lainnya, kita fasilitasi dan itu gratis,” kata dia.
Ketua pelaksana seminar, Ika Oktaviani mengatakan, dalam kesempatan ini pihaknya lebih banyak memberikan pembekalan kepada calon lulusan untuk menguasai kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk menghadapi dunia kerja.
Untuk dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja, kata dia, maka para mahasiswa harus mengasah kembali penguasaan bidang ilmu yang dipelajari. Oleh karenanya kemampuan softskill dan hardskill menjadi hal yang harus dipenuhi oleh mahasiswa.
“Mahasiswa harus menyesuaikan dengan bidangnya. Kalau untuk bidan dan perawat, bagaimana dari menyapa pasien, mengasah mental, keramahan, dan lain-lain, itu harus diasah,” ujarnya.
Bahkan kata dia, dalam beberapa persyaratan, seorang lulusan politeknik kesehatan bisa mendapat nilai lebih apabila memiliki sertifikat yang menunjang karier.
“Seperti sertifikat kegawatdaruratan, sertifikat bantuan hidup dasar, sertifikat bahasa, itu jadi poin penting. Termasuk kemampuan untuk menyampaikan apa saja yang harus disiapkan mahasiswa nanti ketika lulus saat melakukan interview ke perusahaan,” tandasnya.
Ricky Marly
