Way Kanan (Lampost.co) – Pihak SMAN 1 Baradatu, Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan memanggil orang tua pelaku dan korban. Hal itu untuk mediasi dan perdamaian kepada kedua belah pihak.
Hal itu tersampaikan, Kepala Sekolah SMAN 1 Baradatu, Zubaidah, Kamis, 21 Agustus 2025. Ia menegaskan bahwa pihak sekolah sudah memanggil orang tua kedua belah pihak untuk menempuh jalur damai.
“Pagi ini orang tua mereka sudah kita panggil dan kita mediasi guna menempuh jalur perdamaian. Itu sudah kita sampaikan mudah-mudahan dapat terselesaikan dengan baik dan bijaksana,” jelas Zubaidah.
Baca Juga :
Sementara waktu, orang tua kedua belah pihak disampaikan untuk anak-anak mereka kita liburkan dari sekolah sampai dengan hari Rabu 27 Agustus 2025 untuk belajar dirumah dan pihak sekolah akan memberikan tugas belajar mereka, tuturnya.
Sementara itu, kronologi kejadian yakni awalnya ketika seorang siswa keluar dari kelas tanpa izin. Saat guru menanyakan siapa yang tidak hadir. Kemudian korban Raihan Fadil, selaku ketua kelas menjawab sesuai tugasnya dan menjelaskan siapa-siapa yang tidak ada.
Namun, jawaban itu justru membuat siswa yang disebutkan namanya merasa tersinggung. Sehingga memicu aksi pemukulan yang terjadi di luar sekolah. Untuk siswa yang melakukan pemukulan yakni M. Alfarizi, Vino Lorenza dan Aril Saputra.
“Untuk persoalan sekolah sudah kita luruskan dan kita mediasi. Orang tua siswa yang melakukan pemukulan sudah menyatakan bahwa mereka salah. Dan hendak mendatangi rumah koran juga untuk meminta maaf,” jelasnya.
Kemudian untuk urusan melapor ke pihak yang berwajib itu sudah bukan ranah sekolah. “Mudah-mudahan persoalan ini cepat terselesaikan dengan baik. Dan bijaksana,” kata Ibu Zubaidah selalu Kepala Sekolah.