Bandar Lampung (Lampost.co) — Potensi terjadinya gempa megathrust harus menjadi perhatian seluruh masyarakat, sebab kejadian megathrust meskipun belum dapat di prediksi kapan terjadi namun tetap berpotensi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung upaya memperkuat kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi potensi gempa bumi megathrust yang dapat memicu tsunami.
Kepala BPBD Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto, mengatakan peningkatan kemampuan mitigasi kepada masyarakat Lampung khususnya yang tinggal di kawasan pesisir harus di perkuat.
“Megatrush terjadi karena Indonesia berada di lempeng benua yang bergerak terus dan ada yang saling mendorong. Semua pesisir di Lampung beresiko antaranya Lampung Selatan. Bandar Lampung, Pesawaran, Tanggamus dan Pesisir Barat,” ujarnya, Selasa, 17 September 2024.
Ia juga mengatakan Selat Sunda menjadi salah satu titik yang belum pernah muncul gempa megathrust. Selain itu juga Mentawai, Cilacap dan Banyuwangi sehingga mitigasi harus terus melakukan.
“Mitigasi bencana harus disiapkan, karena pasti kondisinya akan panik. Sehingga kalau sudah siap, maka nantinya masyarakat sudah tangguh menghadapi bencana,” katanya.
Selain itu juga pihaknya mengingatkan masyarakat untuk bisa memahami trik 20-20-20 saat terjadinya gempa.
Adapun 20-20-20 artinya sebagai jika terjadi gempa selama 20 detik. Masyarakat yang rasakan getaran tersebut memiliki waktu selama 20 menit untuk lakukan evakuasi ke daerah yang bebas dari bangunan dengan jarak 20 meter dari pemukiman.
“Untuk antisipasi hal tersebut, setidaknya masyarakat bisa lakukan antisipasi ancaman dengan memahami mitigasi bencana. Salah satunya dengan keluar rumah jika terjadi gempa,” katanya.