Jakarta (Lampost.co)— Sampah plastik yang berasal dari laut Indonesia dapat menyebar ke berbagai negara, termasuk hingga ke Afrika Selatan. Seperti yang diungkapkan oleh Peneliti Ahli Utama di Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova.
Menurut Reza, berdasarkan data dari KLHK dan Kemenko Marves, dalam waktu kurang dari satu tahun. Sekitar 10% hingga 20% sampah plastik dari aktivitas masyarakat Indonesia bisa berpindah lintas benua hingga mencapai Afrika Selatan.
“Selain itu, sampah plastik dari Indonesia juga dapat mengalir ke Samudra Hindia dan Madagaskar, mengikuti arus laut seperti kendaraan di jalan. Plastik ini dapat menarik organisme lain dan menyebabkan pencemaran lebih lanjut,” ungkap Reza, Jumat, 4 Oktober 2024.
Reza menekankan langkah besar perlu untuk mengatasi masalah sampah plastik di laut Indonesia. Sejak 2018 hingga 2023, Indonesia berhasil mengurangi kebocoran sampah plastik ke laut sebesar 41,68%.
“Meski targetnya adalah pengurangan 70% pada tahun 2025. Meski ada kemajuan, sekitar 6 juta ton masih terakumulasi di kawasan pesisir dan laut Indonesia dalam enam tahun terakhir, yang membutuhkan perhatian serius,”
Kerugian ekonomi akibat pencemaran plastik di laut Indonesia diperkirakan mencapai Rp 300 triliun per tahun, dengan sektor perikanan tangkap menjadi yang paling terdampak.
Sampah plastik yang terjaring bersama ikan menyebabkan hasil tangkapan nelayan menurun. Dari 2018 hingga 2023, kerugian akibat sampah plastik ini prediksinya mencapai Rp 2.000 triliun. Jauh lebih besar dari pada beberapa kasus kerugian ekologis lainnya di Indonesia.