Jakarta (Lmapost.co)—Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bandar Lampung mengonversi kendaraan jenis Vespa 2 Tak menjadi motor listrik yang ditampilkan dalam pameran Devotion Experience (Dev-X) Kementerian Agama (Kemenag). Fuzi Nur Ilahi dan M Angga Yulizar ialah dua siswa kelas 12 MAN 2 Bandar Lampung yang berhasil merakit motor listrik tersebut.
“Kebetulan madrasah kami adalah madrasah keterampilan. Kami dan tim punya ide untuk mengubah Vespa berbahan bakar minyak menjadi berbahan listrik,” kata Fuzi, didampingi Angga di anjungan Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, JCC, Senayan, Jakarta, Jumat, 5 Januari 2023.
Mereka mengatakan ide pembuatan motor listrik ini berawal dari program konversi BBM ke motor listrik. Kedua motor Vespa yang dipamerkan memiliki spesifikasi berbeda.
Vespa berwarna biru menggunakan aki kering 12 V, 20.2 AH, dengan motor penggerak berdaya 1.500 watt. Sementara Vespa dengan warna merah menggunakan baterai lithium-ion dengan motor berdaya 3.000 watt, setara dengan kekuatan motor Tiger.
Fuzi menjelaskan pengisian baterai diklaim bisa sampai empat jam dan bisa menempuh jarak sekitar 100 km. Guru Keterampilan MAN 2 Bandar Lampung, Abdullah menjelaskan pengerjaan Vespa BBM menjadi motor listrik memakan waktu 2–3 hari. Sedangkan pengerjaan rangka bisa sampai dua minggu.
Abdullah mengaku banyak pihak yang tertarik untuk membeli. Namun hasil praktik siswa tersebut memang tidak diperjualbelikan.
Biaya pengerjaan motor Vespa ini diperkirakan sebanyak Rp40 juta. “Jika dikerjakan secara massal, mungkin harganya bisa lebih murah lagi,” katanya.
Sementara itu Kepala Badan Litbang Kemenag Amien Suyitno mengatakan konversi motor listrik yang dilakukan siswa madrasah menjadi kebanggaan karena mampu menciptakan kreasi baru. “Talenta-talenta seperti ini harus dikembangkan terus oleh madrasah. Karena ke depan yang dibutuhkan orang-orang yang punya skill, dan kemampuan beradaptasi,” kata Suyitno.
Menurutnya, kreasi yang diciptakan ini menunjukkan bahwa madrasah sudah setara dengan sekolah-sekolah lain pada umumnya. Di samping itu madrasah memiliki keunggulan yang tidak dimiliki sekolah lain yakni dari sisi penguatan karakter spiritual dan sains-teknologi.
“Jadi anak madrasah harus bangga. Anak madrasah sudah di atas rata-rata, sehingga mereka harus bangga. Tapi jangan lupa ada tantangan lebih besar, maka harus terus belajar, belajar, belajar,” katanya.