Jakarta (Lampost.co)— Sekretaris Tim V Pelaksana Uji Coba Makan Bergizi Gratis Wantimpres Nevy Dwi Soesanto mengungkapkan pelaksanaan uji coba program makan bergizi gratis (MBG) berlangsung di 316 sekolah yang tersebar di enam kota dan satu kabupaten.
“Dari ratusan sekolah tingkat SD dan SMP maupun sederajat tersebut, untuk jumlah siswanya mencapai 134.959 siswa,” ujarnya, Rabu, 2 Oktober 2024.
Dari enam kota yang menjadi tempat uji coba tersebut, di antaranya ada Kota Surakarta, Salatiga. Serta Kabupaten Kudus yang melaksanakan uji coba di empat sekolah dengan jumlah siswa mencapai 2.599 pelajar.
Keempat sekolah di Kabupaten Kudus tersebut, meliputi MTs Negeri 1 Kudus, SMP 1 Gebog. SD 2 Wergu Wetan, serta SDIT Umar Bin Khathab.
Menurutnya program makan bergizi gratis ini tidak sekadar memberikan asupan makan bergizi terhadap siswa Tetapi juga bertujuan untuk mencapai Indonesia emas 2045.
Melalui uji coba ini, kata Nevy, memang menginginkan adanya temuan. Sehingga bisa menjadi bahan evaluasi agar pelaksanaan tahun 2025 bisa berjalan dengan lebih baik dan tidak ada permasalahan.
Permasalahan yang harus diantisipasi, yakni terkait kebersihan dapur pemilik usaha katering. Guna menghindari kemungkinan adanya kontaminasi makanan dengan benda lain. Yang bisa berdampak negatif terhadap siswa, seperti diare.
“Kami maklumi, ini merupakan pengalaman baru karena harus menyiapkan makanan dalam jumlah ribuan dalam sehari. Hasil uji coba di Kudus sejak 30 September 2024 hingga sekarang memang belum mendapatkan permasalahan,” ujarnya.
Meskipun demikian, pemerintah kabupaten harus tetap melakukan pengawasan. Sehingga nantinya bisa terlaksana dengan baik.
Uji Coba Makan Gratis
Sementara itu, Penjabat Bupati Kudus M Hasan Chabibie mengungkapkan dalam uji coba MBG ini. Selain di dukung APBD Kudus sebesar Rp147 juta juga di dukung perusahaan di Kudus melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (Coorporate Social Responsibility/CSR).
“Hasil kerja bareng dengan perusahaan di Kudus, sejak Senin (30/9) telah menyediakan 2.599 paket makanan untuk mendistribusikan ke empat sekolah,” ujarnya.
Untuk pelaksanaan tahun 2025, katanya, Pemkab Kudus juga sudah menyiapkan data jumlah siswa tingkat SD dan SMP sederajat di Kabupaten Kudus.
“Nantinya juga akan berkoordinasikan dengan pusat. Karena berdampak pada pada kalkulasi anggaran dari pemerintah pusat nantinya,” ujarnya.