Gaza (Lampost.co)—Pertahanan Sipil Gaza menyebutkan warga dan petugas medis menemukan 30 jenazah dari sekolah al-Nasr dan Hassan Salama setelah serangan udara Israel.
Sementara itu, layanan penyelamatan mengatakan di Telegram bahwa sekitar 16 orang telantar masih hilang di bawah reruntuhan sekolah al-Nasr.
Pejabat Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), Nebal Farsakh, yang berada di lokasi serangan Israel terhadap dua sekolah di Kota Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tim ambulansnya berhasil mengevakuasi beberapa warga Palestina yang terluka. Tetapi “banyak yang masih hilang di bawah reruntuhan”.
Dia menggambarkan “pemandangan mengerikan” dengan “para wanita berteriak” saat mereka mencari anak-anak mereka di reruntuhan.
“Serangan ini sekali lagi menjadi bukti lain tidak ada tempat yang aman di Gaza. Kedua sekolah ini menampung warga sipil telantar yang telah terpaksa pergi berkali-kali. Dan sekarang bahkan mereka telah terpaksa melarikan diri lagi setelah serangan ini,” kata Farsakh, seperti kutipan Al Jazeera, Senin (5/8/2024).
“Israel secara sistematis telah menargetkan warga sipil,” imbuh Farsakh.
“Yang kita ketahui sejauh ini adalah kedua sekolah tersebut telah rusak parah hingga orang-orang mulai mengungsi dari seluruh area, mencari tempat yang aman dan perlindungan di tempat lain,” ucap Farsakh.
Serang Pusat Evakuasi
Ini adalah skenario yang sama persis dengan yang telah terlihat dalam beberapa hari terakhir. Secara pasti saat ini ada konsentrasi serangan di pusat-pusat evakuasi. Yang benar-benar mengkhawatirkan adalah militer Israel tidak memberikan peringatan sebelumnya kepada orang-orang di dalam.
Pusat-pusat evakuasi ini sebagian besar adalah sekolah. Sebab, sekolah-sekolah tersebut merupakan satu-satunya tempat besar yang tersedia saat ini untuk sejumlah besar orang yang mengungsi.
Hal ini terjadi dengan cara yang tidak dapat terprediksi. Akibatnya, banyak korban jiwa dan meningkatkan trauma penduduk yang telah mengungsi dalam beberapa kasus hingga lima, enam atau tujuh kali lipat di seluruh bagian utara Jalur Gaza.
Sementara itu, militer Israel lagi-lagi mengeklaim “sekolah-sekolah tersebut digunakan oleh Batalion Al-Furqan Hamas sebagai tempat persembunyian bagi para terorisnya. Dan sebagai pusat komando yang digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan serangan”.