Kerala (Lampost.co)—Jumlah korban tewas akibat bencana longsor di Kerala, India, telah bertambah menjadi 99 orang. Sedangkan 148 lainnya mengalami luka-luka hingga Selasa (30/7/2024) kemarin.
Mengutip nzherald, Rabu (31/7/2024), upaya penyelamatan terus berlangsung untuk membantu mereka yang terjebak. Begitu juga dengan operasi pencarian korban hilang.
Personel dan helikopter Angkatan Darat, Laut, dan Udara India telah bergabung dalam upaya pencarian dan penyelamatan di tengah hujan deras yang menghancurkan seluruh desa di distrik perbukitan tersebut. Kantor Kepala Menteri Kerala, Pinarayi Vijayan, mengatakan “seluruh mesin pemerintah” terlibat dalam pengawasan dan koordinasi operasi penyelamatan.
Amal Kabeer, seorang pejabat sipil di kepolisian Kerala, memperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat. Puluhan orang masih hilang, kata pejabat bencana setempat.
Foto dan video di media sosial menunjukkan rel kereta api yang terendam, jalan raya yang terhalang bebatuan besar, dan mobil-mobil yang hancur tersangkut di pohon-pohon tumbang. Air hujan berlumpur terus mengalir melalui di Wayanad, yang biasanya merupakan pusat pariwisata di Kerala.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, menuliskan di media sosial X bahwa dirinya merasa “sedih” atas tanah longsor di beberapa bagian Wayanad. Ia menambahkan, “Pikiran saya bersama semua orang yang kehilangan orang yang mereka cintai dan doa bagi mereka yang terluka.”
Latheef (36), seorang guru di Wayanad yang menjadi sukarelawan dalam operasi pencarian dan penyelamatan, mengaku sulit menemukan korban hilang karena banyak jenazah terbawa arus banjir. Ia tinggal di dekat lokasi banjir dan mengatakan rumahnya juga terendam air.
“Sejak pagi, kami mencoba menyelamatkan orang-orang dan membantu mengevakuasi jenazah. Namun itu tidak mudah,” ucapnya.