Jakarta (Lampost.co) — Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan dukungannya terhadap upaya Indonesia dalam pengembangan dan percepatan studi kelayakan teknologi reaktor nuklir kecil atau small modular reactor (SMR).
Dukungan itu tercantum dalam dokumen Pernyataan Bersama Presiden Joe Biden dan Presiden Prabowo Subianto yang diterbitkan oleh Gedung Putih AS, melalui laman whitehouse.gov, Selasa (12/11) waktu setempat.
“Amerika Serikat berkomitmen untuk mendukung Indonesia dalam mengembangkan teknologi reaktor modular kecil (SMR). Termasuk dengan mempercepat studi kelayakan yang sedang berlangsung,” demikian pernyataan Gedung Putih yang dilansir di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Prabowo dan Biden Perkuat Kemitraan 75 Tahun RI-AS, Fokus pada Indo-Pasifik
AS juga mendukung agar Indonesia mengeskplorasi potensi kolaborasi dalam upaya mencetak para ahli teknologi reaktor nuklir dari Indonesia melalui program sertifikasi penelitian asesor nuklir.
Dalam pertemuan bilateral dengan Presiden RI Prabowo Subianto di Gedung Putih, Selasa sore waktu setempat, Presiden AS Joe Biden menyampaikan empat topik utama kemitraan strategis AS-Indonesia dalam upaya meningkatkan stabilitas global.
Biden menggarisbawahi hubungan strategis antara Amerika Serikat dan Indonesia sebagai dua negara demokrasi terbesar di dunia.
“Pertama, pandangan saya untuk memajukan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka sebagai dua negara demokrasi terbesar di dunia. Menurut saya, negara kita memiliki tanggung jawab khusus,” katanya.
Tantangan Perubahan Iklim
Pernyataan Biden di lanjutkan dengan menyoroti komitmen bersama untuk mengatasi tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak. Menurut Biden, Indonesia merupakan pemain penting transisi energi bersih, dalam upaya memerangi krisis iklim.
Biden juga menggarisbawahi pentingnya membangun rantai pasok yang aman dan tangguh, yang merupakan prioritas utama dalam dunia yang semakin terhubung.
Selain itu, Biden menekankan pentingnya memperdalam kerja sama keamanan antarkedua negara dalam rangka menjaga kemitraan strategis yang lebih komprehensif.
“Terakhir, dengan menjaga kemitraan strategis komprehensif kita yang mencakup pendalaman kerja sama keamanan kita,” katanya.
Biden mengakhiri pernyataannya dengan menyinggung peran kedua negara dalam membahas sejumlah tantangan global. Termasuk ketegangan di Gaza dan sengketa di Laut Cina Selatan.