Golan (Lampost.co)—Hizbullah membantah kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa mereka berada di balik serangan di Dataran Tinggi Golan yang Israel duduki. Insiden itu menewaskan 12 orang. Mereka mengatakan itu adalah hasil dari kesalahan Israel.
Pemerintahan Presiden Joe Biden telah menyatakan kekhawatiran yang signifikan bahwa serangan baru-baru ini di Dataran Tinggi Golan yang Israel duduki. Amerika Serikat (AS) menuduh serangan yang berasal dari “Lebanon” dapat meningkat menjadi perang skala penuh antara pendudukan Israel dan Hizbullah, menurut laporan Axios.
Tuduhan AS muncul meskipun Hizbullah di Lebanon menyangkal kepada PBB bahwa mereka terlibat dalam serangan itu. Axios mengutip seorang pejabat AS yang mengatakan pernyataan pejabat Hizbullah kepada PBB bahwa insiden Dataran Tinggi Golan hasil dari rudal pencegat Israel yang menghantam lapangan sepak bola.
Pejabat AS melanjutkan dia mengindikasikan insiden ini mungkin menjadi katalisator yang pemerintah takutkan dan berusaha menghindarinya selama sepuluh bulan terakhir. Koresponden BBC Nafiseh Kohnavard menyoroti dalam sebuah unggahan di X (sebelumnya Twitter) bahwa banyak pertanyaan seputar peristiwa di Majdal Shams.
Sementara itu, Hizbullah menyangkal bertanggung jawab atas insiden tersebut. Sedangkan militer Israel tetap mempertahankan tuduhannya terhadap gerakan perlawanan.
Kohnavard lebih lanjut mencatat bahwa pola serangan Hizbullah selama sepuluh bulan terakhir terutama menargetkan sasaran militer. “Bahkan setelah serangan terhadap properti pemukim di pihak Israel, Hizbullah membenarkan tindakannya. Dengan menggarisbawahi bahwa lokasi yang menjadi target digunakan tentara Israel,” kata Kohnavard.
Hizbullah sepenuhnya menyangkal keterlibatan dan tanggung jawab apa pun atas serangan mematikan di Desa Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan Suriah yang Israel duduki, bertentangan dengan klaim Israel tentang masalah tersebut.
Hizbullah menekankan pihaknya tidak ada hubungannya dengan insiden tersebut. Mereka sepenuhnya menyangkal semua “klaim palsu” dalam hal itu.
Ini terjadi setelah sebuah rudal yang entah dari mana asalnya menghantam taman bermain di Desa Majdal Shams, Suriah, yang Israel duduki. Serangan itu menewaskan sedikitnya 10 warga sipil, termasuk anak-anak, dan melukai sedikitnya belasan lainnya.
Laporan menunjukkan ledakan itu mungkin karena rudal anti-udara Iron Dome yang menyimpang dari jalurnya dan menghantam daerah itu, menurut media Israel.
‘Israel’ Berkeras
Pendudukan Israel telah menyalahkan Hizbullah atas serangan itu. Demikian Dmitri Gendelman, penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan Sabtu (27/7/2024).
“Sebuah roket yang Hizbullah tembakkan menghantam anak-anak yang bermain di taman bermain di Kota Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan. Sejauh ini, sembilan anak-anak dan remaja Israel telah tewas dan lebih dari 30 orang terluka. Lebanon dan organisasi teroris Hizbullah di bawah bimbingan Iran, bertanggung jawab atas agresi dan konsekuensinya,” kata Gendelman di Telegram.
Sebagai tanggapan, pendudukan Israel berjanji mengambil tindakan. “Israel bermaksud untuk mengambil tindakan tegas sebagai tanggapan,” tambah Gendelman.
Pasukan pendudukan Israel menguatkan tuduhan terhadap Hizbullah, dengan mengeklaim penilaian situasional mereka mengonfirmasi peluncuran roket dilakukan gerakan perlawanan.