Washington (Lampost.co)—Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan kesepakatan gencatan senjata di Gaza dapat mencegah Iran menyerang Israel. Iran saat ini sedang mempersiapkan serangan balasan atas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh. Peristiwa itu terjadi di ibu kota Iran akhir bulan lalu.
Pernyataannya muncul setelah Iran menolak seruan Barat untuk “menghentikan” ancaman pembalasannya.
Republik Islam Iran dan sekutunya menyalahkan Israel atas pembunuhan Ismail Haniyeh pada 31 Juli 2024. Saat itu Haniyeh berkunjung ke Teheran untuk pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Israel belum berkomentar.
Iran telah berjanji membalas kematian tersebut, yang terjadi beberapa jam setelah serangan Israel di Beirut menewaskan seorang komandan senior Hizbullah, kelompok militan kuat yang didukung Iran di Lebanon.
Ketika muncul pertanyaan apakah gencatan senjata antara Israel dan Hamas dapat mencegah serangan Iran, Biden berkata, “Itu harapan saya.”
Meski mengakui negosiasi makin sulit, Biden menegaskan ia tidak akan menyerah.
“Sejak pecahnya perang, ancaman eskalasi regional lebih nyata dan mengerikan dari sebelumnya,” kata Rosemary DiCarlo, wakil sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan politik dan pembangunan perdamaian, kutip Channel News Asia, Rabu (14/8/2024).
Ia meminta semua pihak untuk “mengakhiri semua retorika dan tindakan eskalasi”.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa mendesak Iran melakukan de-eskalasi.
Gedung Putih memperingatkan bahwa “serangkaian serangan signifikan” oleh Iran dan sekutu-sekutunya mungkin terjadi minggu ini, dengan mengatakan Israel memiliki penilaian yang sama.
Amerika Serikat telah mengerahkan kelompok penyerang kapal induk dan kapal selam peluru kendali ke wilayah tersebut untuk mendukung Israel.
Sementara itu, pada Selasa kemarin, Washington menyetujui penjualan senjata lebih dari 20 miliar dolar AS kepada Israel, termasuk jet temput F-15 dan hampir 33 ribu peluru tank.
Juru bicara kementerian luar negeri Iran Nasser Kanani mengkritik seruan Barat untuk menahan diri.
“Deklarasi oleh Prancis, Jerman, dan Inggris, yang tidak mengajukan keberatan terhadap kejahatan internasional Zionis rezim, dengan berani meminta Iran untuk tidak mengambil tindakan pencegahan terhadap rezim yang telah melanggar kedaulatan dan integritas teritorialnya,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Pembalasan di Waktu yang Tepat
Di Jakarta, Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Hassan Shaykh al-Islami, mengaku tewasnya Haniyeh menunjukkan kelemahan negaranya. Warga Iran bersedih akan hal tersebut, katanya, dan mendesak pemerintahnya membalas serangan Israel.
Hassan mengatakan serangan balasan ke Israel adalah hal pasti. Meski demikian, ia tidak mau membeberkan rencana pasti mereka akan melakukan serangan.
Menurut Hassan, Iran akan melakukan pendekatan akal sehat dan rasional dan memberikan dukungan komprehensif bagi masyarakat Palestina sambil lindungi teritori negara mereka.
“Akan ada pembalasan di waktu tepat dan bisa jadi pembalasan yang mengejutkan (dari) Iran,” pungkasnya.