Jakarta (Lampost.co) — Dalam kritik publik yang jarang terjadi terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pemimpin Israel tidak berbuat cukup banyak untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Perihal itu disampaikan Biden kepada wartawan di luar Gedung Putih pada Senin, 2 September 2024, bahwa AS sangat dekat untuk mengajukan proposal akhir yang akan mengarah pada pembebasan tawanan Israel di Gaza.
“Tidak,” jawab Biden ketika ditanya wartawan terkait Netanyahu telah berbuat cukup banyak untuk mengamankan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.
Baca juga: Wapres AS Kamala Harris Tolak Embargo Senjata Israel
Sekalipun singkat dan terkesan spontan, ini salah satu kritik paling terang-terangan yang dilontarkan Biden terhadap Netanyahu.
Sebelumnya, organisasi perjuangan Palestina, Hamas, kukuh mendukung versi gencatan senjata Jalur Gaza yang diusulkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada 2 Juli. Ini karena Hamas menganggap usulan baru yang diajukan Mesir dan Qatar tidak memuaskan.
“Hamas menegaskan kesiapannya menerapkan syarat-syarat yang telah disepakati pada 2 Juli demi kemaslahatan rakyat kami dan menghentikan agresi terhadap mereka,” ucap seorang pejabat Hamas yang tidak disebutkan namanya. Terlebih, usulan gencatan senjata Biden telah disokong Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menurut pejabat Hamas tersebut, Mesir dan Qatar sebagai mediator mengajukan usulan baru gencatan senjata itu pada pertemuan di Kairo, ibu kota Mesir. Namun, usulan itu tak memenuhi tuntutan mereka.
Ia menyatakan usulan terbaru gagal memenuhi tuntutan utama Hamas, yaitu gencatan senjata permanen dan penarikan penuh tentara Israel dari Jalur Gaza. Usulan baru itu juga justru akan mempertahankan penjajahan Israel.
Usulan terbaru yang mengakomodasi permintaan dari pihak Israel itu mengizinkan militer Israel tetap berada di Jalur Gaza dan mengendalikan Koridor Philadelphia sepanjang 14 kilometer di perbatasan Gaza-Mesir.
Setelah mengabari negara mediator bahwa Hamas tak menerima usulan baru itu, delegasi Hamas pun meninggalkan Kairo. Demikian diungkapkan sang pejabat Hamas.