New York (Lampost.co)—Boeing pada Senin (16/9/2024) menyampaikan mereka akan menangguhkan perekrutan pegawai baru dan menunda kenaikan upah bagi para karyawannya. Produsen pesawat jet itu kesulitan menghadapi masalah keuangan akibat aksi mogok kerja serikat pekerja terbesar perusahaan tersebut pada Jumat (13/9/2024) .
Dalam sebuah memo kepada staf, perusahaan itu mengumumkan berbagai langkah penghematan biaya. Mereka juga mengatakan akan mengurangi pesanan dari para pemasok untuk jet 737, 767, dan 777. Memo itu menguraikan Boeing juga mempertimbangkan merumahkan sementara para karyawan dan eksekutifnya.
“Aksi mogok kerja dapat merugikan perusahaan itu sekitar 500 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.405) per pekan, menurut perkiraan seorang analis. Operasional perusahaan itu menelan biaya sekitar 1 miliar dolar AS per bulan sebelum aksi mogok kerja tersebut. Sejumlah lembaga pemeringkat kredit memperingatkan akan menurunkan peringkat Boeing,” tulis harian The Wall Street Journal.
“Aksi mogok kerja ini membahayakan pemulihan kami secara signifikan. Kami harus mengambil tindakan untuk mempertahankan (arus) kas dan melindungi masa depan kita bersama,” ujar Kepala Keuangan Boeing, Brian West, dalam memo pada Senin tersebut.
Serikat juru mesin produsen pesawat jet tersebut yang beranggotakan 33.000 orang menggelar aksi mogok pada Jumat. Aksi itu terjadi usai serikat pekerja menolak kesepakatan ketenagakerjaan antara pemimpin serikat itu dan eksekutif Boeing.