New York (Lampost.co)—Anggota Dewan Keamanan PBB mengutuk pembunuhan kepala politik Hamas Ismail Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran. Perwakilan tetap Amerika Serikat (AS) dan Inggris menyalahkan Iran karena mengganggu stabilitas kawasan.
Dewan bersidang untuk sesi darurat mengenai pembunuhan Haniyeh atas permintaan Iran, yang mendapat dukungan Rusia, Aljazair, dan Tiongkok.
Berbicara di sesi tersebut, Duta Besar Tiongkok, Fu Cong, mengatakan negaranya mengutuk keras pembunuhan Haniyeh.
Menyebut insiden itu sebagai upaya terang-terangan menyabotase upaya perdamaian, Cong menekankan, “Tiongkok sangat khawatir insiden itu mungkin memicu memburuknya pergolakan di kawasan.”
Melansir Anadolu, Kamis (1/8/2024), utusan Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama, mengatakan, “Kita berada di ambang bencana, serangan Israel adalah tindakan teror yang melanggar hukum internasional dan kedaulatan Iran.”
“Ini bukan sekadar serangan terhadap satu orang. Ini adalah serangan kejam terhadap fondasi hubungan diplomatik, kesucian kedaulatan negara, dan prinsip-prinsip yang mendasari tatanan global kita,” ujar Bendjama.
Bendjama mengutuk keras “tindakan teroris oleh kekuatan pendudukan Israel.”
Menurutnya, tindakan Israel hanya mengarah pada gelombang kekerasan yang membanjiri Gaza, Tepi Barat, Yaman, Lebanon, Suriah, dan sekarang Republik Islam Iran.
“Di mana kegilaan ini akan berakhir?” tanyanya.
Ia juga meminta masyarakat internasional tidak tinggal diam dengan “darah orang tak berdosa tertumpah dan pecabik-cabikan hukum internasional”.
“Dengan sangat mendesak, kami menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat di Gaza dan pencabutan blokade Gaza yang tidak manusiawi,” tegas Bendjama.
Kecaman Rusia
Senada dengan Aljazair, Dmitry Polyansky, Wakil Tetap Pertama Rusia untuk PBB, menegaskan kembali kecaman negaranya atas pembunuhan Haniyeh. Dia menambahkan konsekuensi dari serangan itu “berbahaya” bagi seluruh kawasan.
“Ini merupakan pukulan telak, terutama bagi negosiasi mediasi antara Hamas dan Israel yang fokus pada gencatan senjata di Jalur Gaza, dan Ismail Haniyeh merupakan peserta langsung dalam hal ini. Kita semua harus memahami ini,” kata Polyansky.
Ia menambahkan serangan itu merupakan upaya menyeret Iran ke dalam suasana di kawasan yang sudah mencapai titik didih. Utusan Rusia itu mengatakan praktik kejam pembunuhan yang menargetkan tokoh politik dan militer terkemuka membawa Timur Tengah ke ambang perang di seluruh kawasan.
Menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dari perang regional berskala penuh, Polyansky menegaskan kembali perlunya implementasi penuh dan menyeluruh dari resolusi Dewan Keamanan 1701.
Resolusi tersebut menyerukan penghentian penuh permusuhan antara Israel dan Hizbullah. Penarikan pasukan Israel dari Lebanon untuk digantikan pasukan Lebanon dan UNIFIL yang dikerahkan ke Lebanon Selatan. Dan pelucutan senjata kelompok-kelompok bersenjata, termasuk Hizbullah.
Salahkan Iran
Wakil Perwakilan Tetap AS untuk PBB, Robert Wood, mengatakan kepada Dewan bahwa “Israel memiliki hak membela diri terhadap serangan dari Hizbullah dan teroris lainnya”.
Menurutnya, AS tidak terlibat dalam serangan Israel di wilayah selatan Beirut. Wood mengatakan, “Tidak ada keraguan, sama sekali tidak ada, bahwa Hizbullah bertanggung jawab atas serangan ini.”
Wood menambahkan Hizbullah telah melakukan serangan terhadap Israel sejak 8 Oktober 2023 dengan dukungan Iran. Dia mengatakan anggota Dewan Keamanan PBB tidak boleh menoleransi serangan ini.
Wood menekankan Iran harus mematuhi resolusi Dewan Keamanan dan Dewan harus mempertimbangkan langkah-langkah tambahan terhadap tindakan Iran yang mengancam perdamaian dan keamanan regional.
Ia juga mengatakan AS tidak memiliki hubungan dengan kematian Haniyeh.
“Perang yang lebih luas tidak akan segera terjadi atau tidak dapat terhindarkan,” kata Wood.
Ia menambahkan Iran dan “proksi teroris” dukungannya terus-menerus memicu risiko konflik regional.
Wood meminta anggota Dewan yang memiliki pengaruh atas Iran untuk meningkatkan tekanan terhadap Teheran.
Utusan Inggris, Barbara Woodward, juga menekankan peningkatan kekerasan tidak menguntungkan siapa pun. “Perdamaian jangka panjang tidak akan dijamin oleh bom dan peluru,” tutur Woodward.
Ia mencatat kelompok Houthi yang didukung Iran melanjutkan serangan mereka terhadap Israel dan mengatakan ini harus diakhiri. Woodward juga menegaskan kembali komitmen Inggris yang teguh terhadap keamanan Israel, dengan mengatakan Israel memiliki hak membela diri.