Manila (Lampost.co)—Pemerintah Filipina dan Jepang menandatangani pakta pertahanan yang memungkinkan kedua negara menempatkan serta mengerahkan pasukan militer di wilayah masing-masing. Penandatanganan ini merupakan upaya Manila dan Tokyo memperkuat pertahanan untuk merespons Tiongkok yang makin agresif di kawasan.
Mengutip Channel News Asia, Senin (8/7/2024), kedua negara menandatangani perjanjian Reciprocal Access Agreement (RAA) di Manila. Menteri Pertahanan Jepang, Minoru Kihara, dan Menteri Luar Negeri, Yoko Kamikawa, mengadakan pembicaraan dengan mitra Filipina mereka, Gilberto Teodoro dan Enrique Manalo.
Perjanjian yang kedua negara mulai negosiasikan sejak November 2023 ini menyediakan kerangka atau dasar hukum bagi Jepang dan Filipina untuk mengirim personel pertahanan ke wilayah masing-masing untuk tujuan pelatihan dan operasi lainnya.
Teodoro dan Kamikawa menandatangani perjanjian tersebut di istana kepresidenan, menurut pernyataan sekretaris komunikasi kepresidenan, Cheloy Garafil, kepada AFP.
Filipina dan Jepang adalah sekutu lama Amerika Serikat (AS), yang telah memperkuat aliansinya dengan berbagai negara seperti Filipina hingga Jepang. Tujuannya untuk menghadapi kekuatan militer dan pengaruh Tiongkok yang makin besar di kawasan. Sebelumnya, Tiongkok menuduh AS berusaha membentuk NATO versi Asia-Pasifik.
Penandatanganan RAA terjadi di tengah meningkatnya ketegangan Tiongkok dan Taiwan serta isu Laut China Selatan. Hal itu memicu kekhawatiran potensi konflik yang bisa melibatkan AS. Ada peningkatan konfrontasi di Laut China Selatan antara kapal-kapal Tiongkok dan Filipina. Pada saat bersamaan Beijing meningkatkan upaya mendorong klaimnya atas hampir seluruh jalur perairan strategis tersebut.
Insiden Serius
Insiden paling serius terjadi pada 17 Juni 2024, ketika personel penjaga pantai Tiongkok yang membawa pisau, tongkat, dan kapak mengepung dan menaiki tiga kapal Angkatan Laut Filipina yang sedang dalam misi pasokan ulang ke Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratly. Seorang pelaut Filipina kehilangan jempolnya dalam insiden tersebut.
Tokyo dan Beijing juga berselisih atas pulau-pulau yang Jepang sengketakan di Laut China Timur.
Jepang menginvasi dan menduduki Filipina selama Perang Dunia II. Tetapi sejak saat itu, kedua negara makin dekat karena perdagangan dan investasi, dan baru-baru ini bersama-sama melawan langkah agresif Tiongkok. Jepang adalah pemasok utama peralatan keamanan ke Filipina, termasuk kapal patroli untuk penjaga pantai dan sistem pengawasan radar pesisir.
Duta Besar Tokyo untuk Manila, Kazuya Endo, dalam pidatonya pada Kamis lalu menyebutkan adanya “perkembangan signifikan” dalam pasokan peralatan pertahanan Jepang ke Filipina. (Shofiy Nabilah)