Jakarta (lampost.co)–Presiden Amerika Serikat Donald Trump lagi-lagi membuat keputusan kontroverial, kali ini dengan menyetop pasokan obat HIV, TB, dan malaria ke negara miskin.
Kebijakan menghentikan dan meninjau ulang dana hibah itu menyasar negara yang mendapat dukungan dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Indonesia ternyata juga terdampak kebijakan penyetopan tersebut.
Kemenkes sedang menghitung dampaknya terhadap Indonesia dan mencari sumber pendanaan lain. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Indonesia bisa terdampak kebijakan Trump yang membekukan pasokan medis dan obat-obatan.
“Itu memang Amerika Serikat bekukan semua. Indonesia juga terasa. Kita beruntung sumber hibah Indonesia sudah diversifikasi, bukan hanya dari AS, tetapi juga ada negara-negara lain. Presiden Prabowo sudah keluarkan dari APBN sendiri untuk cover misalnya untuk Tb,” kata Budi di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, Kamis, 30 Januari 2025.
Dana Hibah
Meski begitu Indonesia masih mendapat dana hibah dari banyak pihak dan negara. “Pasti akan ada dampaknya dana yang masuk akan kurang dari CDC atau tidak langsung lewat WHO, Gavi yang sebagian besar juga masih tergantung pada AS,” ujar Menkes.
Kemenkes sedang mencermati efek kebijakan tersebut bagi Indonesia. Sebelumnya, USAID menerima memo untuk hentikan pasokan medis untuk HIV, TB, dan malaria di negara miskin.
