Jakarta (Lampost.co) — DK PBB jadwalkan pertemuan darurat bahas Timur Tengah. Pertemuan tersebut ditetapkan pada Rabu (2/10) pukul 10 pagi waktu setempat di markas besar PBB di New York. Dalam suratnya kepada dewan, utusan Israel untuk PBB, Danny Danon, menuduh Iran mencoba menghancurkan Israel dengan cincin api dari tujuh front.
Danon mendesak Dewan Keamanan untuk mengutuk negara tersebut dan menetapkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) sebagai organisasi teroris. Iran mengatakan pihaknya melancarkan serangan rudal terhadap Israel sebagai balasan atas pembunuhan di Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan para pemimpin Hamas, Hizbullah, dan IRGC.
Sementara peneliti senior di Pusat Kebijakan Internasional, Negar Mortazavi, mengatakan bahwa pemerintah Iran kemungkinan merasa bahwa jika mereka tidak menanggapi eskalasi Israel baru-baru ini, maka Zionis akan terus bertambah dan berlanjut.
Baca juga: Iran Luncurkan 181 Rudal ke Israel, AS Janjikan Serangan Pembalasan
Mortazavi mengatakan serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran terhadap Israel pada April atau dua minggu setelah serangan mematikan Israel terhadap konsulat negara itu di Suriah merupakan peringatan awal dan upaya untuk meningkatkan hingga meredakan ketegangan.
“Saya pikir pesan yang di sampaikan Iran tentang serangan rudal terbarunya terlihat sama. Mereka menganggap ini sebagai tembakan peringatan lainnya,” katanya, melansir Mediaindonesia.com, Rabu, 2 Oktober 2024.
Ia juga mencatat bahwa Presiden Iran Masoud Pezeshkian menggambarkan serangan Iran dalam sebuah posting media sosial sebagai “respons terhadap serangan Israel terhadap kedaulatan mereka. “Namun pada saat yang sama, [Pezeshkian menegaskan kembali] pesan bahwa mereka tidak menginginkan perang,” kata Mortazavi.