Tel Aviv (Lampost.co)—Israel berjanji menyingkirkan pimpinan Hamas yang baru, Yahya Sinwar, yang diduga sebagai dalang serangan 7 Oktober 2023. Pengangkatan Sinwar makin mengobarkan ketegangan regional saat perang Gaza memasuki bulan ke-11 pada Rabu (7/8/204).
Penunjukan Sinwar untuk memimpin kelompok pejuang Palestina itu terjadi saat Israel bersiap menghadapi kemungkinan pembalasan Iran atas pembunuhan pendahulu Sinwar, Ismail Haniyeh, pekan lalu di Teheran.
Berbicara di sebuah pangkalan militer, Rabu (7/8/2024), Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel “bertekad” mempertahankan diri.
“Kami siap secara defensif dan ofensif,” kata Netanyahu diarahkan ke Sinwar, seperti AFP kutip, Kamis (8/8/2024).
Kepala Angkatan Darat Letnan Jenderal Herzi Halevi berjanji “menemukan dia (Sinwar), menyerangnya” dan memaksa Hamas untuk mencari pemimpin lain.
Sinwar—pemimpin Hamas di Gaza sejak 2017—tidak terlihat sejak serangan 7 Oktober 2023, serangan yang paling mematikan dalam sejarah Israel.
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada AFP bahwa pemilihan Sinwar mengirimkan pesan bahwa organisasi tersebut “melanjutkan jalur perlawanannya”.
Sekutu Hamas di Lebanon, Hizbullah, memberi selamat kepada Sinwar. Mereka mengatakan penunjukan tersebut menegaskan “musuh telah gagal mencapai tujuannya” dengan membunuh para pemimpin dan pejabat Hamas.
Para analis yakin Sinwar lebih enggan menyetujui gencatan senjata Gaza dan lebih dekat dengan Teheran daripada Haniyeh, yang tinggal di Qatar.
“Jika kesepakatan gencatan senjata tampak tidak mungkin setelah kematian Haniyeh. Hal itu bahkan lebih kecil kemungkinannya di bawah Sinwar,” menurut Rita Katz, direktur eksekutif SITE Intelligence Group.
“Kelompok tersebut hanya akan makin condong ke strategi militan garis kerasnya dalam beberapa tahun terakhir,” tambah Katz.
Sinwar Penentu Utama
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada wartawan bahwa Sinwar harus membantu mencapai gencatan senjata. Blinken mengatakan dia “telah dan tetap menjadi penentu utama”.
Warga sipil di Israel dan Gaza menghadapi penunjukan Sinwar dengan rasa tidak nyaman.
Mohammad al-Sharif, seorang pengungsi Gaza, mengatakan kepada AFP, “Dia seorang pejuang. Bagaimana negosiasi akan berlangsung?”
Di Tel Aviv, manajer perusahaan logistik Hanan, yang tidak ingin menyebutkan nama belakangnya, mengatakan penunjukan Sinwar berarti Hamas “tidak merasa perlu mencari seseorang yang tidak terlalu militan, seseorang dengan pendekatan yang tidak terlalu mematikan”.
Hizbullah Janji Membalas
Hizbullah dengan dukungan Iran juga telah berjanji membalas kematian Haniyeh dan komandan militer Hizbullah, Fuad Shukr, dalam serangan Israel di Beirut beberapa jam sebelumnya.
Dalam pidato yang tayang di televisi untuk menandai sepekan sejak kematian Shukr, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan pada hari Selasa bahwa kelompoknya akan membalas “sendirian atau dalam konteks tanggapan terpadu dari semua poros” kelompok yang mendapat dukungan Iran di wilayah tersebut.
Amerika Serikat, yang telah mengirim kapal perang dan jet tambahan ke wilayah tersebut, mendesak Iran dan Israel menghindari eskalasi.
Presiden Joe Biden melakukan panggilan telepon dengan Raja Yordania Abdullah II, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada hari Selasa.
“Tidak seorang pun boleh meningkatkan konflik ini. Kami telah terlibat dalam diplomasi yang intens dengan sekutu dan mitra, menyampaikan pesan itu langsung ke Iran. Kami menyampaikan pesan itu langsung ke Israel,” kata Blinken kepada wartawan.