Jakarta (Lampost.co) — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terus berusaha mengirim konvoi truk sebagai bantuan tetapi Israel tidak mengizinkan makanan dan air masuk ke Jalur Gaza.
“Satu-satunya bantuan PBB yang diperbolehkan Israel sejak awal agresi sebulan lalu ialah pasokan rumah sakit selama misi evakuasi medis,” kata juru bicara PBB Stephanie Tremblay kepada wartawan.
Dia mengatakan Israel mencegah sekitar 75.000 hingga 95.000 warga Palestina di utara menerima barang-barang penting untuk kelangsungan hidup mereka.
Baca juga: Situasi Kemanusiaan di Gaza Belum Berubah, Israel Terancam Kehilangan Bantuan Militer
Tremblay mengatakan bahwa seluruh penduduk di Gaza utara berada pada risiko kematian akibat penyakit, kelaparan, dan kekerasan.
Tremblay menambahkan bahwa pengeboman dan operasi darat Israel menghalangi pekerja kemanusiaan untuk menjangkau orang-orang yang membutuhkan dan Israel telah memerintahkan warga Palestina di beberapa bagian Gaza untuk melarikan diri.
Sementara Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa Israel telah mencapai beberapa kemajuan dalam memberikan bantuan ke Gaza tetapi masih banyak yang harus di lakukan.
AS mengatakan kepada Israel melalui surat bulan lalu bahwa mereka harus mengambil langkah-langkah pada bulan depan untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza atau menghadapi potensi pembatasan bantuan militer AS.
Meskipun Austin tidak secara spesifik mengomentari surat tersebut, “Mereka telah membuat beberapa kemajuan tetapi masih banyak yang harus di lakukan,” katanya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Austin menulis surat kepada pejabat Israel bulan lalu menuntut tindakan nyata untuk mengatasi situasi yang memburuk di wilayah kantong Palestina.
Kegagalan untuk melakukan hal ini dapat berdampak pada kebijakan AS, seperti yang di sebutkan dalam surat tersebut.